Suara.com - Kabut asap yang mulai menyelimuti sebagian wilayah provinsi termuda di Indonesia, yakni Kalimantan Utara, bukan akibat pembakaran lahan dan hutan di daerah itu namun kiriman dari daerah lain.
Hal itu dikatakan oleh Kepala Kantor Lingkungan Hidup (LH) Edy Suhartono di Tanjung Selor, Sabtu, (4/10/2014).
Ia menjelaskan bahwa berdasarkan pengamatan petugas di lapangan, tidak ada kawasan di provinsi ke-34 itu yang terbakar atau ada lahan yang sengaja dibakar masyarakat.
Pihaknya juga sudah mengeluarkan imbauan terkait musim kemarau ini agar warga Kalimantan Utara jangan membuka lahan dengan sistem pembakaran karena bisa meluas menjadi musibah yang menimbulkan kabut asap.
"Beberapa hari lalu, Pj Gubernur Kaltara Irianto Lambrie sudah mengeluarkan surat edaran ditujukan kepada lima kepala daerah di provinsi ini untuk mengantisipasi ancaman bahaya kebakaran hutan dan lahan," ujarnya.
"Memang beberapa pekan terakhir jarak pandang kian terhambat oleh selimut kabut asap namun dari sisi sektor perhubungan belum menghambat aktifitas transportasi darat, sungai, laut dan udara," ujarnya.
Dari sisi kesehatan, ia mengimbau meskipun belum dilakukan uji polusi udara akan tetapi sebaiknya warga mulai me nggunakan masker saat melakukan aktifitas di luar ruangan.
"Dari sisi teknis, kabut asap di Kaltara masih dalam tahap aman, artinya belum membahayakan sektor perhubungan dan kesehatan. Cuma kita tidak tahu bagaimana perkembangannya nanti, khususnya jika kemarau berlanjut dan dalam beberapa hari tidak terjadi hujan," kata Edy. (Antara)