Catalunya Tetap Gelar Referendum Bulan Depan

Angelina Donna Suara.Com
Sabtu, 04 Oktober 2014 | 07:12 WIB
Catalunya Tetap Gelar Referendum Bulan Depan
Pendukung kemerdekaan Catalunya dalam aksi protesnya di Barcelona, Jumat (3/10/2014) (Reuters/Albert Gea)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemimpin Catalunya membentuk komite pengawas pemungutan suara dalam referendum yang akan menentukan kemerdekaan wilayah tersebut dari pemerintahan Spanyol bulan depan.

Dengan demikian Catalunya akan tetap berupaya menggelar referendum meski pemerintah pusat di Madrid berupaya untuk menghalangi pemungutan suara dengan mengajukan tuntutan ke Mahkamah Konstitusi.

Presiden Catalunya, Arthur Mas, mengangkat tujuh orang untuk menjadi anggota komite pengawas referendum pada Kamis malam, demikian pemerintah setempat menyatakan.

Pembentukan komite itu merupakan kebijakan resmi pertama Catalunya untuk mempersiapkan pemungutan suara pada 9 November mendatang sejak Mahkamah Konstitusi memutuskan untuk memeriksa legalitas referendum pada Senin lalu.

Keputusan Mahkaman Konstitusi itu secara efektif membuat referendum harus ditunda.

Catalunya, sebuah daerah dengan populasi 7,5 juta, mempunyai bahasa yang berbeda dengan wilayah Spanyol lain. Daerah itu juga menyumbang seperlima perekonomian negara secara keseluruhan.

Sementara Madrid, yang khawatir referendum akan memecah negara di saat perekonomian mulai pulih dari resesi, menyatakan bahwa penggelaran pemungutan suara akan melanggar konstitusi dasar Spanyol 1979.

Sebelumnya pada awal pekan ini, Catalunya berjanji akan menghentikan sementara kegiatan kampanye kemerdekaan untuk berkonsentrasi pada upaya banding terhadap keputusan Mahkamah Konstitusi.

Arthur Mas sendiri akan bertemu dengan sejumlah partai pro-kemerdekaan di Barcelona pada Jumat untuk menyusun strategi pasca-keputusan pengadilan. Sejumlah pengamat politik mengatakan bahwa Mas akan berupaya untuk mempercepat pemilu regional dan mengubahnya menjadi referendum.

Di sisi lain, kelompok bisnis di Barcelona juga mengikuti perkembangan tersebut dengan rasa khawatir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI