Suara.com - Perdana Menteri Australia Tony Abbott, Jumat (3/10/2014), meminta para koleganya di Parlemen berpikir ulang tentang pembatasan anggota masyarakat memakai jilbab dan burqa atau penutup wajah, menyusul penentangan warga atas langkah tersebut.
"Saya minta parlemen memikirkan ulang keputusan itu dan pemahaman saya adalah bahwa itu putusan sementara, bahwa itu akan ditinjau kembali dari segi keamanan dalam beberapa hari mendatang dan saya yakin bahwa masalah itu akan sepenuhnya diselesaikan sebelum parlemen bersidang kembali," kata Abbott kepada wartawan di Canberra.
Pembatasan itu, memaksa perempuan yang memakai penutup kepala hanya boleh melihat ruang parlemen dari ruang kaca.
Hal itu memicu kecaman kalau pemerintah mengobarkan ketegangan dengan masyarakat Muslim setelah serangkaian penangkapan terkait keamanan.
Abbott menggambarkan burqa sebagai perlawanan dan dia mengharapkan orang-orang tidak mengenakannya.
Pembatasan itu dikecam kelompok Muslim dan anggota oposisi parlemen, termasuk Andrew Wilkie dari independen, yang menyebutnya apartheid religius.
Pada pekan lalu, Senator Cory Bernardi, anggota Partai Liberal yang dipimpin Abbot meminta semua tamu parlemen dilarang mengenakan jubah burqa dari kepala hingga kaki dan penutup wajah lain dengan alasan keamanan. (Reuters)