Demonstran Pro Demokrasi Hongkong Diserbu Kelompok Pro Beijing

Laban Laisila Suara.Com
Jum'at, 03 Oktober 2014 | 22:20 WIB
Demonstran Pro Demokrasi Hongkong Diserbu Kelompok Pro Beijing
Demonstran pro-demokrasi bergandengan tangan di sekitar Golden Buhinia Square, tempat digelarnya peringatan Hari Nasional Cina. (Reuters/Carlos Barria)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bentrokan terjadi di salah satu kawasan perbelanjaan terkenal dan padat di Hongkong, Jumat (3/10/2014), saat ratusan pendukung pemerintah Cina menyerbu tenda-tenda dan merobek spanduk milik pengunjuk rasa pro-demokrasi, serta memaksa mereka mundur.

Puluhan ribu pengunjuk rasa turun ke jalan di Hongkong sepanjang pekan ini menuntut demokrasi penuh di kawasan bekas koloni Inggris tersebut, termasuk sistem pemungutan suara langsung untuk memilih pemimpin mereka pada 2017.

Di distrik Mong Kok, salah satu lokasi paling padat di muka bumi dengan gedung-gedung apartemen tinggi yang berdempetan dengan bar, restoran, dan pasar terbuka, sekitar 1.000 pendukung Beijing bentrok dengan sekitar 100 pengunjuk rasa, meludah dan melempar botol air mineral.

Polisi membentuk rantai manusia untuk memisahkan dua kelompok tersebut ditingkahi suara sirine.

Beberapa pengunjuk rasa memayungi polisi yang kehujanan, sementara pendukung Beijing meneriaki polisi karena gagal menghadapi pendemo.

"Kami semua bosan dan kehidupan kami terganggu," kata seorang guru, Victor Ma (42).

"Anda tidak akan menyandera warga Hongkong karena ini tidak akan berhasil. Itu sebabnya mereka sangat marah di sini,” lanjutnya.

Mong Kok populer di kalangan turis dari daratan utama, namun tidak terlalu dikenal turis Barat seperti halnya kawasan perbelanjaan mewah Causeway Bay, dimana pejalan kaki mencoba menyingkirkan barikade yang diletakkan oleh pengunjuk rasa Occupy Central.

Pemimpin Hongkong Leung Chun-ying sepakat melakukan pembicaraan dengan pendemo pro-demokrasi, namun dia menolak mundur.

Dia dan pendukung pemerintahan di Beijing menegaskan bahwa mereka tidak akan berubah pikiran pasca kerusuhan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI