Suara.com - Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tak terpengaruh dengan serangan udara yang menggempur mereka dalam sepekan terakhir. Alih-alih kekuatannya melemah, ISIS malah berhasil terus bertahan hingga di kota-kota perbatasan Suriah.
Hal itu juga menyebabkan ribuan pengungsi suku Kurdi terus menyingkir ke Turki dan memungkinkan negara itu semakin terlibat dalam konflik.
Para pejuang Kurdi memperingatkan kalau perundingan damai dengan Turki bisa saja mengakhiri upaya pemberontak ISIS membantai warga di Kobani, kota yang didominasi warga Kurdi.
Saat ini jihadis ISIS juga berhasil menguasai ratusan wilayah pedesaan di sekitar Kobani, sambil terus melakukan pemenggelan warga setempat.
Kekuatan pasukan udara dari koalisi yang dipimpin Amerika dalam sepekan telah memborbardir target kelompok ISIS dan menargetkan pedesaan di sekitar Kobani.
Serangan yang juga berlangsung semalaman tersebut sama sekali belum bisa menghentikan ekspansi jihadis ISIS dan berpengaruh pada warga setempat.
“Kami pergi karena kami menyadari situasi semakin buruk,” cerita Leyla (37) warga Suriah yang baru saja tiba di Yumurtalik, dekat perbatasan Turki.
“Kami akan kembali kalau ISIS sudah pergi. Saya tidak ingin berdiam di sini. Saya tidak pernah membayangkan kondisi Turki sebelum ini,” tambah Leyla.
Kelompok pembela HAM Inggris yang bermarkas di Suriah mengatakan kalau pertempuran antara ISIS dengan tentara Kurdi, sudah berlangsung selama 36 jam di Kobani. [Reuters].