ISIS Rampas Artefak Kuno dan Menjualnya di Pasar Gelap

Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 01 Oktober 2014 | 12:59 WIB
ISIS Rampas Artefak Kuno dan Menjualnya di Pasar Gelap
Bendera ISIS berkibar di Jembatan Mullah Abdullah di Kirkuk, Irak. (Reuters/Ako Rasheed)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah artefak kuno asal Irak muncul di pasar gelap. Diduga, benda-benda bernilai tinggi itu dirampas kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dari kawasan Irak bagian utara dan menjualnya melalui perantara.

Sejak berhasil menguasai Kota Mosul dan Nineveh, ISIS punya akses masuk ke hampir 2.000 situs arkeologi yang tersebar di wilayah tersebut. Sementara itu, di seluruh Irak, ada lebih dari 12.000 situs semacam itu.

Kebudayaan Mesopotamia pernah tumbuh di kawasan yang saat ini dikuasai ISIS. Nineveh dan Babilonia, adalah dua kota yang dihuni bangsa Sumeria, bangsa yang menemukan aksara Barat pertama pada 3100 SM.

Informasi soal peredaran artefak kuno di pasar gelap itu disampaikan oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).

"Ini (ISIS) adalah mafia artefak internasional. Mereka mengenali benda-benda tersebut dan menjual apa yang bisa mereka uangkan," ungkap Qais Hussein Rasheed, Kepala Museum Baghdad.

Menurut Qais, ISIS bekerja sama dengan sejumlah kelompok terorganisir. Qais mengatakan, sejauh ini perampasan terbesar terjadi di istana Raja Assyria, Ashurnasirpal II yang terletak di Kalhu.

Qais menambahkan, tablet-tablet Assyria dicuri dan ditemukan di sejumlah kota di Eropa. Bahkan, beberapa di antaranya dipotong-potong dan dijual secara terpisah.

Seorang pejabat Irak mengingatkan perlunya pemerintah negara tetangga seperti Yordania dan Turki untuk membantu mencegah benda-benda tersebu masuk ke negara mereka. Menurut si pejabat, hasil penjualan artefak tersebut dipakai untuk mendanai gerakan ISIS. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI