Suara.com - Sedikitnya 36 orang dikhawatirkan tewas akibat erupsi Gunung Ontake di Jepang. Proses pencarian korban dihentikan karena terjadi peningkatan kadar gas beracun di lokasi.
Pada hari Senin (29/9/2014), tim evakuasi menemukan lagi lima korban erupsi Gunung Ontake, hari Sabtu lalu. Sampai saat ini, ada empat orang yang dipastikan meninggal dunia, sementara jumlah korban cedera mencapai 60 orang.
Erupsi gunung setinggi 3.067 meter tersebut terjadi tanpa peringatan apapun. Kala itu, kawasan gunung itu sedang ramai oleh para pendaki, beberapa di antaranya masih berusia kanak-kanak.
"Anak kedua saya. Kami sama sekali belum bisa menghubunginya," tutur salah seorang bapak yang kehilangan anaknya.
Putra si bapak yang masih berusia 26 tahun pergi ke Gunung Ontake bersama kekasihnya.
"Kami kelelahan," lanjut si bapak.
Lebih dari 500 personel evakuasi dikerahkan untuk menyisir kawasan puncak gunung. Dengan sekop, mereka menggali abu erupsi setinggi lutut yang menyelimuti gunung tersebut.
Namun, aroma belerang yang menguat membuat petugas menunda proses evakuasi. Aroma belerangan dikhawatirkan menjadi tanda munculnya gas beracun yang membahayakan nyawa.
Ontake, gunung paling aktif kedua di Jepang meletus pada hari Sabtu. Letusan terjadi tanpa peringatan. Para ahli mengatakan, satu-satunya gejala yang muncul sebelum erupsi adalah gempa tremor. Mereka meyakini, erupsi terjadi akibat ledakan uap panas yang sulit sekali diprediksi.
"Ledakan kerap terjadi tiba-tiba dan belum tentu gempa-gempa yang terjadi sebelumnya berkaitan dengan letusan gunung," kata pakar vulkanologi Toshitsugu Fujii. (Reuters)