Suara.com - Ratusan warga Muslim di Paris, Prancis pada Jumat (26/9/2014), atau Sabtu (27/9/2014) waktu Indonesia, mendesak agar para pemimpin Muslim dunia menyatakan kecaman aksi ‘barbar’ dan kekejamanan yang dilakukan oleh para jihadis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Desakan itu muncul setelah sempalan kelompok militan yang menguasai Suriah dan sebagian Irak itu memenggak warga Prancis. Negara itu juga menurunkan bendera setengah tiang di seluruh negeri sebagai pernyataa berkabung.
Para pemimpin dan penduduk Muslim berdemonstrasi mengutuk pembunuhan terhadap pendaki gunung Herve Gourdel (55 tahun) oleh milisi-milisi di Aljazair yang berjejaring dengan ISIS.
"Demonstrasi ini merupakan pernyataan kuat keinginan kami bagi persatuan nasional dan keinginan untuk hidup bersama," kata Dalil Boubakeur, kepala Dewan Keyakinan Muslim Prancis di luar masjid utama di Paris.
Dewan tersebut merupakan perwakilan resmi bagi warga Muslim di negara itu, yang jumlahnya diperkirakan mencapai lima juta orang.
"Islam adalah agama perdamaian,” serunya lagi.
Para pemimpin Muslim terkemuka juga menandatangani sebuah pesan yang dimuat di koran-koran Prancis, mengutuk "ekejaman dengan mengatasnamakan ideologi yang membunuh dan bersembunyi di balik agama Islam.
"Kami juga adalah warga Prancis yang najis," kata pernyataan itu merujuk pada julukan yang dibuat oleh kelompok ISIS
Sang pendaki itu diculik oleh kelompok sempalan ISIS di Aljazair, Jund al-Khilifa, tak lama setelah milisi-milisi ISIS mengajak umat Muslim untuk membunuhi warga-warga negara asing yang negaranya terlibat dalam koalisi pimpinan AS untuk memerangi para gerilyawan garis keras.
"Terutama (warga) Prancis yang pendendam dan najis,” kata seruan ISIS itu. (AFP)