Suara.com - Warga negara asing kemungkinan besar menjadi target dari serangan yang dilakukan kelompok militan di Indonesia yang merupakan pendukung kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Lembaga Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) mengungkapkan, pejuang Indonesia dan Malaysia yang bergabung dengan ISIS di Suriah sudah membentuk unit militer yang akan memperkuat jaringan kelompok militan di Asia Tenggara.
Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok miilitan di Indonesia mengalihkan serangannya dari warga negara asing ke musuh domestic, sebagian besar polisi. Berdasarkan catatan IPAC, tidak ada lagi serangan kepada warga negara asing sejak 2009 lalu ketika kelompok militant mengebom hotel JW Marriot.
“Komitmen yang diperlihatkan sejumlah tokoh agama dan juga organisasi Islam kepada ISIS akan sangat membahayakan,” kata Sydney Jones, direktur IPAC.
Sebelumnya, organisasi Islam dan juga para tokoh agama yang berpengaruh menyatakan dukungan mereka kepada ISIS. Kelompok yang mengatasnamakan agama itu juga meminta persetujuan dari pemimpin mereka untuk mendeklarasikan negara kalifah dan kemungkinan berencana untuk melakukan serangan kepada warga negara asing.
Namun, laporan dari IPAC itu tidak merinci kelompok mana yang disebut akan melakukan serangan kepada warga negara asing di Indonesia. Beberapa waktu lalu, juru bicara ISIS Abu Mohammed al-Adnani meminta kepada para pengikutnya untuk membunuh warga negara asing yang mendukung koalisi Amerika. (AFP/CNA)