Suara.com - Puluhan demonstran dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mulai berdatangan ke gedung Pengadilan Tipikor untuk memberikan dukungan buat bekas Ketua PB HMI Anas Urbaningrum yang bakal divonis Hakim Tipikor siang ini, Rabu (24/9/2014).
Sebelum masuk, mereka menyempatkan melakukan orasi di halaman Tipikor dan menuding jaksa berlebihan dalam memberikan tuntutan serta berharap Hakim hakim bisa memutus secara adil.
"Ayo kawan-kawan kita harus tegakkan keadilan, bebaskan Anas Urbaningrum," teriak salah satu orator yang memimpin demo tersebut di depan Gedung Pengadilan, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Sempat terjadi aksi dorong antara demonstran dengan aparat kepolisian. Polisi yang menjaga pun kewalahan mengatasi massa yang langsung menyerbu masuk ke dalam ruangan Tipikor.
Namun, beberapa saat kemudian polisi berhasil memdesak gerombolan demonstran hingga ke lapangan parkir di depan Tipikor.
Dalam tutuntutan, Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Anas dituntut dengan pidana penjara selama 15 tahun serta denda Rp500 juta subsider 5 bulan kurungan.
Selain itu, Anas juga dikenakan hukuman tambahan. Anas diwajibkan membayar uang sebesar Rp94,18 miliar dan 5.26 juta dolar AS sebagai pengganti kerugian negara.
Bukan hanya itu hukuman tambahan yang diminta Jaksa atas Anas. Jaksa meminta Majelis Hakim untuk mencabut hak Anas untuk dipilih dalam jabatan publik, sekaligus mencabut Izin Usaha Pertambangan (IUP) atas nama PT Arina Kotajaya seluas kurang lebih lima hingga 10 ribu hektar di kecamatan Bengalon dan Kongbeng, kabupaten Kutai Timur.
Kemudian, Jaksa juga menuntut agar beberapa aset pribadi milik Anas di sejumlah tempat untuk dirampas. Tuntutan diajukan karena Anas dinilai telah melakukan tindak pidana pencucian uang.
Tuntutan jaksa KPK didasarkan pada pasal 12 huruf a jo pasal 18 UU Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 tahun 2001 pasal 64 ayat 1 KUHP.