Suara.com - Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj berharap para tokoh Partai Persatuan Pembangunan bisa menyelesaikan perbedaan pendapat dengan cara islah. Hal ini juga menjadi tuntunan Al-Qur’an dalam penyelesaian masalah yang menjadi pedoman bagi umat Islam.
“Jika PPP kembali pada visi misinya, saya yakin, semuanya bisa diselesaikan dengan islah,” katanya seperti dilansir dari laman NU Online, Selasa (23/9/2014).
Yang harus dihindari, menurut Said, adalah melibatkan pihak ketiga dalam perbedaan pendapat tersebut. “Merekalah yang bertepuk tangan jika terjadi konflik,” tegasnya.
Dua kubu yang sedang berseberangan di PPP memiliki preferensi yang berbeda dalam hubungan dengan pemerintah baru. Suryadharma Ali dari awal merupakan pendukung Prabowo Subianto sementara kubu Emron Pangkapi mulai merapat ke Jokowi-JK. Mereka hadir dalam rakernas PDI Perjuangan di Semarang akhir pekan lalu.
Berdasarkan pandangan pribadi Said, pergantian kepemimpinan di organisasi harus mengacu pada aturan organisasi. “Jika dipilih lewat muktamar, maka pemberhentiannya pun juga harus lewat muktamar, entah itu muktamar luar biasa, muktamar dipercepat atau apa saja namanya,” tandasnya.
Nahdlatul Ulama memiliki keterkaitan sejarah dengan PPP karena NU adalah salah satu fusi dari partai-partai yang digabung dalam partai Islam ini sebelum akhirnya menyatakan khittah 1926 pada muktamar 1984 di Situbondo Jawa Timur.