Paus: Kelompok Agama yang Gunakan Kekerasan Bukan Baju Besi" Tuhan

Doddy Rosadi Suara.Com
Senin, 22 September 2014 | 00:01 WIB
Paus: Kelompok Agama yang Gunakan Kekerasan Bukan Baju Besi" Tuhan
Paus Fransiskus tiba di Albania, Minggu (21/9/2014) (Reuters/Arben Celi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Paus Fransiskus mengatakan tidak ada kelompok agama yang menggunakan kekerasan dan penindasan dapat mengklaim diri mereka menjadi "baju besi Tuhan".

Paus menyampaikan pernyataan itu dalam kunjungan seharinya pada Minggu (21/9/2014) di Albania. Perjalanan itu merupakan perjalanan pertama Paus di negara Eropa di luar Italia.

Di Albania, Paus juga memuji negara Balkan itu sebagai model negara yang mempunyai kerukunan antar-umat beragama menyusul hubungan yang bagus antara masyarakat mayoritas Muslim dan Kristiani.

"Jangan biarkan satu pihak menganggap diri mereka sebagai 'baju besi' Tuhan ketika merencanakan dan melakukan kekerasan dan penindasan," kata Paus di Istana Kepresidenan di Tirania sebagai pidato balasan dari Presiden Albania Bujar Nishani yang seorang Muslim.

"Semoga tidak ada seorang pun menggunakan agama sebagai sebuah dalih tindakan-tindakan melawan martabat manusia dan melawan hak-hak dasar setiap laki-laki dan perempuan, di atas semua hak hidup dan hak setiap orang untuk kebebasan beragama," kata Paus.

Pernyataan Paus Fransiskus tidak mengacu secara langsung ke militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang telah mengambil alih wilayah di Suriah dan Irak. Tapi, pernyataan itu jelas mengarah pada peristiwa-peristiwa di Timur Tengah.

Paus menyuarakan sikap saling menghormati dan percaya antara Muslim, Katholik, dan Kritiani Ortodoks di Albania sebagai "hadiah mulia" dan sebuah simbol kuat di dunia saat ini.

"Ini terutama adalah contoh di waktu-waktu sekarang di mana semangat keagamaan yang otentik sedang diputarbalikkan oleh kelompok-kelompok ekstrem dan di mana perbedaan agama sedang terdistorsi dan terinstrumentalisasi," kata Paus. (Reuters/Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI