Suara.com - Presiden Argentina Cristina Fernandez mengaku menerima ancaman dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) saat dirinya sedang berkunjung ke Vatikan, hari Sabtu (20/9/2014). Menurut Cristina, ancaman datang dari kelompok radikal itu lantaran pertemanannya dengan Paus Fransiskus dan karena mengakui keberadaan Israel dan Palestina.
Cristina mengatakan, Kementerian Keamanan dan dinas intelijen tengah menyelidiki ancaman tersebut.
"Komplain yang dibuat oleh dua petugas kepolisian adalah karena ancaman Negara Islam (IS) muncul terhadap saya," kata Fernandez kepada wartawan di Bandara Ciampino, Roma, usai jamuan makan siang bersama Sri Paus.
Kendati demikian, dia mengaku mengabaikan ancaman itu. Alasannya, jika ia terfokus pada ancaman tersebut, dia akan ketakutan dan terus sembunyi.
Cristina dan Sri Paus telah bertemu beberapa kali sejak terpilihnya Paus Fransiskus. Namun, persahabatan mereka sudah terjalin sejak Fransiskus masih menjabat sebagai kardinal Buenos Aires.
"Kami membahas (dengan Sri Paus) fakta bahwa... kami membela hal-hal yang mengesalkan beberapa orang," kata Fernandez.
Bulan lalu, Bapak Suci yang mengutuk konsep perang atas nama Tuhan, mengatakan bahwa masyarakat internasional berhak menggunakan kekuatan untuk menghentikan "agresi tidak adil" yang dilakukan militan ISIS. Atas sikapnya, Sri Paus mendapat ancaman pembunuhan dari ISIS. ISIS menyebut, akan membunuh Bapak Suci saat berkunjung ke Albania, hari Minggu (21/9/2014). (Reuters)