Suara.com - Entah apa yang dipikirkan petugas Departemen Pekerja dan Pensiunan Pemerintah Inggris, alih-alih memberikan uang santunan tuna netra, sang petugas malah memberikan ujian menghitung jari tangan tangan yang disodorkan ke muka Natasha Pogson (28).
Natasha asal Cleveland, adalah seorang tuna netra sejak lahir dengan mata tetap terbuka, dia berencana mengajukan santunan agar tidak tergantung pada orang tuanya.
Jadilah dia datang ke lembaga yang memfasilitasi para pekerja bagi para penyandang cacat dan mesti berhadapan dengan seorang petugas penilai kemampuan.
Tapi lucunya, si petugas membuat tes ‘bodoh’ buat Natasha dengan memintanya menghitung jari yang dijulurkannya.
Tidak sampai disitu saja penghinaan yang didapat Natasha, petugas tak tahu diri itu juga meminta Natasha menyentuh jari kakinya dan mengangkat kedua lengannya.
“Berapa jari yang saya angkat? Bisakah kamu melihat tangan saya? (sambil mendekatkan tangan ke wajah Nastaha), Berapa banyak anda membaca dalam sepekan? Mampukah kamu menyentuh kakimu? Ulangi gerakan tangan saya?” pinta petugas seperti diceritakan Natasha sambil ditemani oleh ayahnya Karl.
“Ada banyak orang yang tidak layak menerima santunan, orang-orang yang tidak mau bekerja,” katanya.
Natasha merasa dipermalukan oleh sikap sang petugas.
“Dan banyak orang seperti saya yang betulan cacat, malah dipermalukan dengan tes seperti ini,” katanya berang.
Departemen Pekerjaan dan Pensiun Inggris mengklaim kalau penilaian itu memang dirancang untuk mengetahui dan membuktikan kemampuan seseorang.
"Keputusan tentang jaminan dibuat setelah mempertimbangkan semua bukti dari dokter umum dan orang-orang yang berhak mengajukan bukti tambahan atau banding sebagai bagian dari proses,” kata pernyataan lembaga itu.