Suara.com - Delapan mayat, termasuk tiga wartawan, ditemukan setelah tim yang mencoba untuk mendidik penduduk setempat mengenai risiko virus Ebola diserang di sebuah daerah terpencil diĀ Guinea tenggara, Kamis (18/9/2014).
"Delapan mayat ditemukan di jamban desa. Tiga dari mereka tenggorokannya tergorok," kata Damantang Albert Camara kepada Reuters melalui telepon di Conakry.
Sementara Perdana Menteri Guinea Mohamed Saad Fofana, berbicara dalam pesan yang disampaikan nelalui televisi, mengatakan tujuh mayat dari sembilan orang yang hilang telah ditemukan.
Dia mengatakan enam orang telah ditangkap menyusul insiden yang berlangsung pada Selasa di Wome, dekat desa kota Nzerekore, di tenggara Guinea, di mana Ebola pertama kali diidentifikasi pada Maret.
Sejak itu virus tersebut telah menewaskan sekitar 2.630 orang dan menginfeksi setidaknya 5.357 orang, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terutama di Guinea, tetangga Sierra Leone dan Liberia. Ebola juga menyebar ke Senegal dan Nigeria.
Pihak berwenang di wilayah tersebut dihadapkan dengan ketakutan meluas, informasi yang keliru dan stigma di kalangan penduduk yang terkena dampak, mempersulit upaya untuk mengatasi penyakit mematikan itu.
Fofana mengatakan, tim yang terdiri dari administrator lokal, dua petugas medis, pendeta dan tiga wartawan itu diserang oleh sekelompok orang. Mereka dilempari batu secara bermusuhan dari desa ketika mereka mencoba untuk menjelaskan tentang Ebola.
Fofana sangat menyesalkan bahwa insiden itu terjadi ketika masyarakat internasional sedang memobilisasi bantuan untuk mencegah penyakit tersebut. (Reuters)