Suara.com - Kabut asap cukup pekat kembali menyelimuti Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, pada Jumat pagi sehingga mengganggu masyarakat yang beraktivitas di luar rumah.
"Dari beberapa kali kabut asap belakangan ini, saya rasa ini yang paling parah. Jarak pandang di jalan raya sudah terganggu akibat pekatnya asap pagi ini. Mudah-mudahan hujan deras turun," kata Sani, warga Baamang Sampit, Jumat, (19/9/2014).
Pantauan di lapangan, kabut asap memang lebih pekat dibandingkan dengan sebelumnya. Sebagian besar masyarakat yang beraktivitas pada pagi hari, khususnya para pelajar yang berangkat sekolah, terlihat mengenakan masker.
Kabut asap pekat terlihat antara pukul 05.00 WIB hingga 07.00 WIB. Sekolah-sekolah umumnya meniadakan aktivitas di luar kelas, seperti senam pagi yang biasanya rutin dilaksanakan, untuk mencegah para siswa menghirup asap bercampur debu.
Jarak pandang aman di darat diperkirakan kurang dari 200 meter sehingga pengendara banyak yang tetap menyalakan lampu kendaraan.
Polisi yang disiagakan mengatur lalu lintas juga terlihat lebih banyak untuk mencegah terjadinya kecelakan akibat terganggunya jarak pandang.
Jarak pandang di sungai lebih parah lagi, seperti terlihat di Sungai Mentaya. Pekatnya asap bahkan membuat kawasan seberang sungai tidak terlihat. Akibatnya, motoris kelotok dan feri penyeberangan meningkatkan kewaspadaan dengan mengurangi kecepatan untuk menghindari tabrakan.
"Bingung juga dengan saudara-saudara kita yang membakar lahan. Apakah mereka sama sekali tidak merasa bersalah dengan tindakan mereka yang menyebabkan Sampit ditutupi asap seperti ini. Apa tidak merasa berdosa membuat orang banyak sakit," kata Mariam, warga lainnya.
Bupati Kotawaringin Timur Supian Hadi mengingatkan seluruh jajarannya, bahkan meminta para kepala desa bersama pihak terkait, untuk bahu-membahu menanggulangi kebakaran lahan.
Dia juga meminta kesadaran masyarakat untuk tidak membakar lahan dan mengamankan lingkungan masing-masing dari kebakaran lahan karena dampak yang ditimbulkan berupa asap, mengganggu masyarakat luas.
"Kalau diperlukan, bagikan lagi masker untuk masyarakat, khususnya para pelajar. Jangan sampai konsentrasi belajar mereka terganggu karena sakit akibat menghirup asap. Saya meminta semua pihak membantu pemerintah daerah menanggulangi kebakaran lahan ini," kata Supian. (Antara)