Turis Inggris Dibunuh di Pantai, PM Thailand Malah Komentar soal Bikini

Laban Laisila Suara.Com
Kamis, 18 September 2014 | 15:37 WIB
Turis Inggris Dibunuh di Pantai, PM Thailand Malah Komentar soal Bikini
Panglima militer Thailand Jenderal Prayuth Chan-ocha. (Reuters/Athit Perawongmetha)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha berkomentar ‘miring’ menanggapi terbunuhnya dua warga Inggris yang menjadi korban pembunuhan sepulang dari menghadiri pesta pantai di Thailand.

Alih-alih menyatakan simpati, Prayuth malah memberi isyarat menyalahkan perilaku para turis yang gemar berbikini saat berada di pantai-pantai Thailand.

Seperti dilansir dari Independent, Kamis (18/9/2014), dalam sebuah siaran langsung Prayuth malah memprotes cara berpakaian turis.

“Selalu ada masalah dengan keselamatan para turis. Mereka kira negara kami indah dan aman, jadi mereka bisa melakukan apa saja, mereka mengenakan bikini dan berkeliling ke segala tempat,” kata Prayuth.

“Apakah mereka bisa aman dengan berbikini? Kecuali kalau mereka jelek,” tambah Prayuth.

Komentar ini langsung menuai kecaman dari berbagai pihak dan menuding respon Prayuth tidak sepantasnya diungkapkan.

“Implikasi bahwa hanya perempuan cantik yang bisa menjadi korban kekerasan seksual juga melanggengkan mitos kejam, bahwa perkosaan adalah soal hasrat seksual dan hilangnya kontrol yang justru adalah sebaliknya. Perkosaan adalah kekerasan yang melibatkan penyelahgunaan wewenang dan kontrol dan tak dda kaitannya dengan ketertarikan seksual,” tegas Juru Bicara Rape Crisis England and Wales, Katie Russell.

Seperti diketahui David Miller (24) dan Hannah Witheridge (23) ditemukan tewas di pantai pulau Koh Tao yang terletak di kawasan teluk Thailand pada akhir pekan lalu.

Keduanya tewas karena luka dan diduga akibat pukulan dikepala. David sendiri ditemukan dalam posisi tenggelam. Posisi setempat menemukan bekas luka di lengan David, yang menandakan dia sempat melakukan perlawanan.

Kepolisian Thailand kini masih mencoba menguak misteri pembunuhan ini. Sejauh ini polisi sudah meminta keterangan terhadap 11 orang dari imigran Burma, menyusul temuan noda darah di pakaian mereka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI