Suara.com - Perseteruan politisi PPP pecah lagi menyusul aksi saling memecat antar dua kubu yang dikomandani Suryadharma Ali dan Romahurmuziy yang kini menunjuk Waketum PPP Emron Pangkapi menjadi pelaksana tugas ketua umum.
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro saat dihubungi suara.com, Sabtu (13/9/2014), menyatakan hal itu bakal menjadi kerugian besar buat partai tua berlambang Kabah.
“Ada pembusukan dalam dirinya sendiri, bagaimana mau mengajak PPP kalau dalamya carut marut,” ujar Siti.
Menurutnya, keraguan mengajak koalisi bukan hanya dari kubu Jokowi yang dikabarkan tengah melobi kubu Romahurmuziy, tetapi keraguan juga hadir di tengah gerbong Koalisi Merah Putih yang dekat dengan kubu Suryadharma Ali.
“Dilematis juga kalau menerima partai yang bermasalah, jadi harusnya partai berpikir,” terang Siti.
“Partai itu butuh legitimasi, nah keabsahan ini ditunjukkan dari sikap pemimpinnya. Susah juga kalau pemimpinnya sering salto,” tambahnya.
Penyelesaian kisruh di PPP kini juga balapan dengan waktu jika ingin bergabung dengan kubu Jokowi di kabinet. Pasalnya, postur kabinet tengah dirancang dan akan segera diumumkan.
Sedangkan di kubu Merah Putih, kata Siti bisa jadi kebingungan dengan sikap mereka ke depan yang mungkin saja bisa berubah angin pascamuktamar PPP dan mendukung Pemerintahan Jokowi.
Perubahan sikap ini bisa jadi mengurangi kekuatan Koalisi Merah Putih di parlemen untuk mengimbangi suara pendukung pemerintahan Jokowi.