Suara.com - Lontaran dan luncuran material atau lava pijar dari Gunung Slamet yang sempat membakar padang savana di sekitar puncak gunung tertinggi di Jawa Tengah dikhawatirkan mengenai kawasan hutan lindung.
"Kami masih mencermati apakah lontaran dan luncuran lava pijar itu sudah masuk vegetasi atau belum. Namun, dari pengamatan langsung, kemungkinan sudah ada," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Sudrajat saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat (12/9/2014).
Ia menyatakan khawatir jika lontaran dan luncuran lava pijar itu mengakibatkan kebakaran di kawasan hutan lindung. Pasalnya, musim kemarau seperti sekarang, humus di bawah tegakan mengering sehingga berpotensi membuat api membesar.
Selain masih kuatnya lontaran lava pijar, kata dia, suara dentuman yang kuat juga masih terdengar yang kadang bersamaan dengan lontaran lava pijar atau letusan asap hitam kecokelatan.
"Seperti tadi, sekitar pukul 10.27 WIB, terdengar dentuman kuat yang bersamaan dengan letusan asap hitam setinggi 1.000 meter," katanya.
Meskipun letusan lava pijar yang terjadi dalam beberapa hari terakhir lebih tinggi dibanding waktu-waktu sebelumnya, dia mengatakan bahwa hingga saat ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Badan Geologi masih menetapkan status "siaga" terhadap Gunung Slamet.