Suara.com - Sebanyak 43 tentara cadangan dari kesatuan intelijen militer Israel mengumumkan menolak bertugas dan menuding militer Israel melakukan penyiksaan terhadap warga Palestina.
Seperti dilansir surat kabar Israel, Yediot Aharonot, penolakan itu disampaikan dalam surat berbahasa Yahudi yang disiarkan Jumat (12/9/2014).
Para tentara dan perwira dari kesatuan elit 8200, yang bekerja sama dengan badan keamanan keamanan Israel, menyatakan mereka tidak lagi ingin melanjutkan tugas dan mencederai hak jutaan orang.
"Kami semua tentara yang bertugas di kesatuan-kesatuan atau yang akan bertugas, dan seluruh warga Israel, menyatakan menentang keras terhadap penyiksaan-penyiksaan ini dan berusaha menghentikannya," kata isi surat itu.
Surat itu juga mengecam kurangnya pernyataan publik menyangkut jumlah yang banyak para warga sipil Palestina yang tewas dalam konflik itu. Dengan kata lain, ada upaya menutupi jumlah korban sebenarnya.
Menurut PBB, korban tewas agresi terbaru Israel itu mencapai lebih dari 2.100 orang.
Sejumlah 43 tentara cadangan mengatakan mereka akan menolak panggilan datang bertugas setiap tahun untuk melaksanakan tugas militer, yang berisiko penahanan dan diadili.