Bambang Sungkono: Ahok Lupa Falsafah Warga Tionghoa

Achmad Sakirin Suara.Com
Jum'at, 12 September 2014 | 14:20 WIB
Bambang Sungkono: Ahok Lupa Falsafah Warga Tionghoa
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama usai memberikan keterangan terkait pengunduran dirinya dari Partai Gerindra di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (10/9). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan Wakil Bendahara Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Bambang Sungkono, menilai keputusan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang keluar dari Partai Gerindra telah melupakan falsafah warga masyarakat Tionghoa.

"Para leluhur masyarakat Tionghoa mengajarkan bahwa kita jangan menjadi seperti kacang lupa akan kulitnya," kata Bambang Sungkono yang merupakan tokoh wakil warga Tionghoa di DPP PKB pada era KH Abdurrahman Wahid melalui keterangan persnya di Jakarta, Jumat (12/9/2014).

Menurut Bambang, Ahok terpilih menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta pada pemilu kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta tahun 2012 karena diusung oleh Partai Gerindra.

Namun saat ini, kata dia, sebelum menyelesaikan masa tugasnya, Ahok mengundurkan diri dari Partai Gerindra.

"Keputusan Ahok mundur dari anggota Partai Gerindra, menuai pro-kontra di masyarakat," katanya.

Bambang menjelaskan, ada empat prinsip yang harus menjadi komitmen dalam kehidupan manusia.

Pertama, Lie artinya harus sopan santun. Kedua, Ie artinya harus ingat budi dan ksatria. Ketiga Li-En adalah hidup sederhana dan tidak korupsi. Kemudian keempat, adalah Che, artinya tahu malu.

Menurut pengusaha otomotif yang akrab dipanggil Akwet ini, dalam konteks ini, Ahok tidak menjalankan Ie.

Ia mencontohkan, pada saat kampanye pemilu presiden, Ahok tidak terlihat berupaya "all out" untuk memenangkan Capres dari partai yang mengusungnya pada Pilkada lalu. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI