Suara.com - Depresi atau masalah sosial lain, tampaknya kini sudah menyentuh berbagai lapisan dan usia. Buktinya, jika selama ini aksi bunuh diri kerap tercatat melibatkan remaja/anak muda, atau malah dewasa dan orang tua, kini anak sekolah dasar (SD) pun harus diwaspadai berpotensi melakukannya.
Kasus yang terjadi pada dua siswi SD, yang masing-masing berusia 11 dan 12 tahun, di Tokyo, Jepang, menjadi contoh terbaru yang mengejutkan sekaligus memilukan. Dilaporkan, kedua pelajar belia terjun dari lantai 8 apartemen kompleks Ota Ward di kota itu, sembari meninggalkan sebuah catatan.
Menurut polisi, kertas catatan itu ditemukan bersama sepatu kedua anak yang tampaknya telah ditaruh secara rapi lebih dulu, di posisi antara lantai 7 dan 8. Namun, polisi menolak menyampaikan isi dari catatan tersebut.
"Catatan itu merupakan urusan orang tua mereka. Ini hal yang pribadi," ungkap seorang juru bicara polisi setempat.
Disebutkan polisi, sang anak yang berusia 11 tahun diketahui tinggal di apartemen itu bersama keluarganya. Sementara teman sekelasnya yang berusia 12 tahun tinggal tak jauh dari tempat itu.
Sebagaimana dikutip suratkabar Japan Today, pihak sekolah yang terkejut dan berduka, menyebutkan bahwa kedua siswi diketahui masih masuk sekolah pada Jumat lalu. Mereka juga diketahui tak ada masalah dengan rekan sekolahnya.
"Tidak ada kejadian bullying atau hal-hal semacam itu," ungkap seorang pengurus sekolah. "Mereka satu kelas, dan tampaknya bergaul baik dengan semua orang," tambahnya.
Rekan sekelas kedua siswi itu juga menyampaikan hal yang sama. Keduanya bahkan disebut terkenal cerdas dan kerap dipandang sebagai pemimpin di antara teman-temannya.
"Mereka tidak menunjukkan ada tanda-tanda tengah memikirkan masalah apa pun," ungkap salah seorang rekan mereka pula.
Polisi memperkirakan, setelah menanggalkan sepatu mereka dan menaruhnya, kedua anak itu langsung terjun. Salah seorang dilaporkan langsung meninggal begitu sampai ke permukaan tanah, sementara rekannya juga meninggal tak lama kemudian.