Menlu AS Angkat Bicara soal 10 Tahun Tewasnya Munir

Minggu, 07 September 2014 | 20:00 WIB
Menlu AS Angkat Bicara soal 10 Tahun Tewasnya Munir
Aksi Kamisan ke-364 dengan membawa topeng almarhum Munir di depan Istana Negara Jakarta, Kamis (4/9). [Antara/Wahyu Putro]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tepat 10 tahun yang lalu pada 7 September 2004, aktivis HAM Munir tewas diracun ketika dalam perjalanan dari Jakarta menuju Amsterdam di dalam pesawat Garuda Indonesia

Ketika terpilih sebagai Presiden pada 2004, Susilo Bambang Yudhoyono sempat mengungkapkan, kasus pembunuhan Munir merupakan ujian besar dalam sejarah Indonesia.

10 tahun berlalu, otak di balik kasus pembunuhan terhadap Munir masih belum terungkap. Pejabat BIN yang diduga terlibat dalam kasus itu yaitu Muchdi PR bebas dari hukuman penjara.

Peringatan 10 tahun tewasnya Munir ternyata mendapat perhatian dari pemerintah Amerika Serikat.

Menteri Luar Negeri John Kerry mengeluarkan pernyataan resmi tentang 10 tahun kematian Munir.

Berikut pernyataan resmi Menlu AS John Kerry dalam keterangan tertulis yang diterima suara.com, Minggu (7/9/2014):

“Bagi warga Indonesia yang mencintainya, dia dikenal dengan nama Munir. Dia menghabiskkan watunya untuk membuat negaranya lebih demokratis, lebih bebas dan lebih humanis. 10 tahun lalu, seseorang membunuhnya karena mereka takut Munir bisa berhasil.

Hingga hari ini, keadilan masih belum ditegakkan. Siapa yang bertanggung jawab atas kematian Munir masih belum diketahui. Presiden SBY mengungkapkan bahwa penuntasan kasus Munir merupakan ujian bagi demokrasi Indonesia.

Hal itu masih berlaku sampai sekarang. Kami mendukung semua upaya yang dilakukan untuk membawa pembunuh Munir ke jalur hukum.

Munir adalah suara dari kesadaran dan kejelasan. Dia menginspirasi generasi aktivisi, sarjana dan juga pelayan publik yang sekarang telah mengubah Indonesia. Banyak orang hingga sekarang, termasuk istrinya Suciwati yang masih melanjutkan misi Munir.

Hari ini, pemerintah Amerika bergabung bersama warga Indoneia memperingati warisan yang ditinggalkan Munir Said Thalib, dan kami meminta perlindungan kepada semua yang bekerja untuk perdamaian, demokrasi dan juga hak asasi manusia di seluruh dunia.”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI