Suara.com - Pengamat ekonomi, Faisal Basri, mengharapkan pemerintahan SBY-Boediono dapat menaikan harga Baham Bakar Minyak (BBM) untuk menutup devisit anggaran negara.
"Dalam jangka pendek idealnya BBM dinaikan bulan ini, September, kalau Pak SBY mau naikan Rp1.500 aja. Enaknya Rp1.800 (per liter), itu bisa menghemat 55 triliun," kata Faisal di diskusi "Subsidi BBM, Solusi atau Masalah ?” di Jakarta Pusat, Minggu (7/9/2014).
Faisal juga mengungkapkan walaupun SBY tak mau menaikan harga BBM, mau tidak mau pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla harus segera menaikan BBM sekitar bulan November.
"Tapi kalau Pak SBY tidak mau naikan ini, langkah berikutnya bulan November, setelah Jokowi dilantik, naik (harus) menjadi Rp3 ribu," ujarnya.
Kendati demikian, Faisal mengungkapkan sedikit tak pantas lantaran pemerintahan yang baru menjabat langsung harus menaikan BBM.
"Tapi agak serem, November naik Rp3 ribu dan kita bisa hemat. Kalu pak SBY naikan Rp1.500, ada bulan madu sebentar Pak Jokowi tidak naikan bulan November, sebagusnya dinaikan bulan April, jadi itu opsinya," pungkasnya.