Suara.com - Dua menteri memberi hadiah kepada KH Achmad Mustofa Bisri atau Gus Mus berupa pembacaan puisi pada malam budaya "Selametan 70 Tahun Gus Mus" di Semarang.
Kedua menteri itu, yakni Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu dan Menteri Agama Lukman Hakim yang hadir pada kegiatan yang dilangsungkan di Balairung Universitas PGRI Semarang.
Menparekraf Marie Elka yang mendapatkan giliran pertama menyampaikan testimoni terhadap sosok Gus Mus memilih membacakan puisi, diikuti Menag Lukman Hakim pada giliran kedua dengan puisi berjudul "Rais Aamku."
Setidaknya ada empat menteri yang hadir dalam acara yang berlangsung pada Sabtu (6/9/2014) malam. Dua menteri lainnya, yakni Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar dan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal, Helmi Faisal.
Muhaimin yang mendapatkan giliran ketiga, mengungkapkan Gus Mus dulu sempat dekat dengan dunia politik, tetapi sekarang ini lebih dekat dengan persoalan sosial dan budaya.
Sementara Helmi Faisal menyebut ulama sekaligus budayawan kelahiran Rembang, 10 Agustus 1944 itu sebagai sosok serba bisa yang mudah bergaul dengan semua kalangan, mulai seniman, budayawan, hingga politikus.
"Gus Mus memang serba bisa. Ketemu seniman, beliau jadi seniman unggul, ketemu budayawan jadi budayawan luar biasa, ketemu politisi jadi deklarator Partai Kebangkitan Bangsa," katanya.
Selain empat menteri itu, masih ada banyak yang menyampaikan testimoni, termasuk Ibu Sinta Nuriyah, istri mendiang KH. Abdurrahman Wahid . Sinta semasa hidupnya dikenal sebagai sahabat dekat Gus Mus.
"Semua orang tahu Gus Mus adalah sahabat karib Gus Dur. Bahkan, paling karib di antara yang terkarib. Persahabatan mereka dijalin sejak kuliah di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir," katanya.
Deretan budayawan dan sastrawan terkemuka hadir dalam acara itu, seperti Goenawan Mohammad, Radhar Panca Dahana, D. Zawawi Imron, termasuk pula Presiden Jancukers, Sujiwo Tejo dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.