Suara.com - Petenis Cina, Peng Shuai bukan tipe atlet yang mudah untuk menyerah. Meski dibekap kram, dia tetap melanjutkan pertandingan melawan Caroline Wozniacki di babak semifinal turnamen Grand Slam Amerika Serikat Terbuka.
Peng ingin mewujudkan mimpinya untuk bisa tampil di final Grand Slam untuk kali pertama. Keinginan itulah yang membuat dirinya mengabaikan nasihat dokter yang memintanya untuk berhenti bermain.
Setelah menjalani perawatan selama 11 menit, Peng kemudian kembali ke lapangan. Namun, petenis nomor dua Cina itu hanya bisa bertahan enam angka sebelum akhirnya harus dibawa keluar lapangan dengan menggunakan kursi roda.
Sambil berlinang air mata, Peng (28 tahun) harus mengakhiri mimpinya itu dan kalah dari Wozniacki 6-7, 3-4.
“Dokter meminta saya untuk berhenti namun saya menolak. Saya tidak mau menyerah begitu saja dan saya ingin mencoba sekali lagi. Lalu saya kembali ke lapangan. Saya tahu saya tidak akan bertahan lama namun saya hanya ingin menconba,” kata Peng.
Peng tahu ketika dia masuk ke lapangan, dirinya tidak punya harapan lagi untuk bisa lolos ke final AS Terbuka. Petenis Cina itu terkena dampak sinar matahari yang menyengat di stadion Flushing Meadows sehingga membuat dirinya kram.
“Saya tidak ingat kapan itu terjadi karena yang saya ingat tiba-tiba saya sudah untuk bernafas lalu kram. Badan saya sangat panas dan sulit bernafas dan saat itu saya tidak ingat lagi apa yang terjadi,” ujarnya. (Reuters)