Suara.com - Departemen Pertahanan Amerika Serikat, pada Jumat (5/9/2014), mengklaim telah menewaskan Ahmed Godane, pemimpin kelompok militan Somalia, Al Shabaab, pekan ini.
"Kami memastikan bahwa Ahmed Godane, salah satu pendiri Al Shabaab, telah terbunuh," kata Laksamana John Kirby, sekretaris pers Pentagon, dalam sebuah pernyataan.
Godane adalah pendiri dan pemimpin Al Shabaab, kelompok yang bertanggung jawab atas pemboman dan pembunuhan warga sipil di Somalia dan negara sekitarnya.
Salah satu serangan paling mematikan Al Shabaab terjadi pada September 2013 dan menimpa pusat perbelanjaan West Mall di Nairobi, Kenya. Sebanyak 39 warga sipil tewas dalam serangan itu.
Segera setelah serangan itu dilancarkan, Godane secara terbuka mengaku bertangung jawab. Ia mengatakan itu adalah aksi balas dendam atas keterlibatan Kenya dan Barat di Somalia. Serangan itu, kata Godane, juga untuk mengenang serangan 11 September 2011 yang dilancarkan Al Qaeda ke New York, AS.
Tewasnya Godane, menurut beberapa analis, sangat melemahkan Al Shabaab yang tidak punya sosok pemimpin dengan kemampuan setara Godane. Kematian Godane diyakini akan memecah persatuan kelompok yang mulai tampil delapan tahun silam.
"Yang akan terjadi adalah perebutan kekuasaan," kata Abdi Ayante, direktur lembaga Heritage Institute for Policy Studies, yang berbasis di Mogadishu, ibu kota Somalia.
Menurut Ayante perebutan kekuasaan di internal kelompok itu bisa berujung pada perpecahan, karena tidak ada lagi sosok yang berpengalaman dan kejam seperti Godane.
Militer AS diketahui menggelar serangan udara untuk menyasar Godane di Somalia pada Senin (1/9/2014). Tetapi Pentagon baru mengabarkan kematiannya pada Jumat, karena beralasan masih menunggu hasil pemboman tersebut.
Sementara Gedung Putih, melalui juru bicara Josh Earnest, mengatakan operasi pembunuhan Godane, merupakan hasil kerja keras militer, intelijen, dan penegak hukum selama bertahun-tahun.