Suara.com - Laga perempat final US Open antara Novak Djokovic kontra Andy Murray pada Rabu (3/9/2014) malam, berlangsung seru dan lumayan panjang. Hasilnya adalah kemenangan bagi sang petenis nomor satu, Djokovic, setelah bertarung selama 3 jam 32 menit.
Murray sendiri memberikan perlawanan sengit di pertandingan ini, terutama di dua set pertama. Namun belakangan, kondisi fisik yang menurun membuat sang petenis asal Skotlandia harus rela menyerahkan set ketiga dan keempat kepada Djokovic, hingga akhirnya takluk dengan skor 7-6(1), 6-7(1), 6-2 dan 6-4.
Kekalahan ini jelas merupakan sebuah kekecewaan bagi Murray, namun sekaligus juga ada sedikit optimisme yang dirasakannya. Tepatnya, dia penasaran untuk segera mencoba lagi berhadapan dengan Djokovi di laga bergengsi secepatnya. Sayangnya, US Open adalah turnamen grand slam tahun ini, sehingga kesempatan tercepatnya berduel dengan Djokovic lagi di ajang grand slam adalah awal tahun depan.
"Saya bermain bagus," ungkap Murray kepada wartawan, seusai pertandingan ketika jarum jam menunjukkan hampir pukul 02.00 dinihari, Kamis (4/9/2014) waktu setempat.
"Terutama di dua set pertama, saya menampilkan permainan tenis yang bagus," sambung petenis peringkat 9 dunia yang belum meraih gelar juara lagi sejak memenangi Wimbledon tahun lalu itu.
"Saya harus menyerah pada set pertama, tapi kemudian saya bangkit. Saya juga sempat tertinggal di set kedua dan mendapatkan break, dan saya mampu melawan balik. Saya bertarung keras. Saya menampilkan permainan yang bagus, tapi (ternyata) itu tidak cukup," ujarnya dengan nada penasaran.
"Saat ini, saya jelas-jelas kecewa. Ini sudah sangat larut malam, dan saya lelah. Saya tidak merasa bangga saat ini. Saya merasa kecewa. Tapi saya kira, saya telah menampilkan permainan yang baik," tuturnya lagi. "Semoga saja saya bisa mengembangkan hal itu," tambahnya.
Terkait soal faktor kekalahannya, Murray mengaku ada masalah dengan fisiknya, terutama bagian tubuh tertentu, khususnya di dua set terakhir.
"Saya merasa kaku pada bagian pinggul dan punggungku, menjelang akhir set ketiga. Rasanya tidak sakit atau bagaimana. Saya hanya merasa penat dan kaku," jelas pemain berusia 27 tahun yang hanya lebih tua seminggu dari Djokovic ini.
"Mungkin, saya tidak sempat menjalani cukup banyak pertandingan selevel ini tahun ini. Maksudku, jelas berbeda tampil melawan pemain nomor satu dunia, begitu juga dengan gaya permainan kami dalam pertandingan," ujarnya lagi.
Petenis yang meraih dua gelar grand slam-nya, US Open 2012 dan Wimbledon 2013, justru masing-masing dengan mengalahkan Djokovic di final ini, pun lantas melontarkan harapan bisa segera mengulangi pertarungan mereka.
"Saya menampilkan permainan tenis yang bagus pada waktu tertentu. Sayang sekali, grand slam sudah usai untuk tahun ini, jadi saya harus menunggu beberapa bulan lagi untuk mengikuti grand slam berikutnya," tandasnya. [Reuters]