Suara.com - Wakil Menteri Luar Negeri Dino Pati Djalal menyampaikan, pemuda Muslim sebaiknya tidak membenci warga yang menganut paham Islamophobia atau takut terhadap Islam.
Hal itu disampaikannya saat kuliah umum setelah acara wisuda santri sarjana strata I dan II di Pesantren Gontor, Kamis (4/9/2014). di Pesantren Gontor, Ponorogo, Jawa Timur.
"Jadikan dunia ini sebagai lautan peluang serta rangkul semua pihak, termasuk para Islamophobia agar mengenal Islam yang sesungguhnya. Jangan memusuhi mereka, tapi rangkul," katanya.
Menurut Wamenlu, untuk memenangkan kompetisi dalam persaingan profesional di tataran global, pemuda harus memiliki beberapa keahlian seperti menguasai multi-bahasa di antaranya, Inggris, Mandarin maupun Arab.
Selain itu, kemampuan menggunakan teknologi seperti komputer dan perangkat keras lainnya juga dirasa penting untuk menyetarakan kapabilitas dengan kompetitor dari negara maju.
Dino juga mengatakan pemuda perlu menguasai kemampuan berorganisasi seperti bagaimana memberi presentasi yang padat, jelas dan terarah serta dapat melakukan pengelolaan suatu lembaga dengan baik.
"Kemudian kemampuan 'networking' juga berguna untuk mencapai tujuan profesional seperti bagaimana melakukan 'lobby' dan membuat relasi profesi," ujar Dino.
Wamenlu mengatakan kecemerlangan negara Muslim mulai terlihat menonjol di tingkat internasional seperti halnya Indonesia yang memiliki populasi umat Muslim terbesar dan menjadi negara peringkat ketiga yang menerapkan demokrasi di dunia.
"Oleh karena itu pemuda jangan menjadi umat yang merasa terkepung, namun jadikan dunia sebagai lautan peluang. Carilah prestasi, reputasi dan kepercayaan dari mitra dan jangan mengejar materinya," tutur Dino yang pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. (Antara)