Keluarga Steven Sotloff Tantang Pemimpin ISIS Debat Soal Islam

Ruben Setiawan Suara.Com
Kamis, 04 September 2014 | 14:29 WIB
Keluarga Steven Sotloff Tantang Pemimpin ISIS Debat Soal Islam
Mahasiswa di bekas kampus Steven Sotloff di University of Central Florida, menggelar doa bersama, (3/9). (Reuters/David Manning)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keluarga mendiang Steven Sotloff, jurnalis Amerika Serikat (AS) yang dipenggal oleh militan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) menantang pemimpin ISIS untuk berdebat soal ajaran penuh damai yang ada dalam Al-Quran.

Tantangan itu disampaikan Barak Barfi, seorang rekan Sotloff yang bertindak sebagai perwakilan keluarga Sotloff, dalam sebuah pernyataan pers. Barfi, yang fasih berbahasa Arab itu, membuka pernyataan dengan mengatakan bahwa Sotloff adalah lelaki "berhati lembut" yang gemar menonton laga sepak bola Amerika, menikmati makanan junk food, dan menonton serial TV South Park.

"Dia bukan orang yang gila perang... Ia semata-mata hanya ingin bersuara bagi mereka yang tidak bisa bersuara," kata Barfi dalam pernyataan yang dibuat di kediaman Sotloff di Miami, Amerika Serikat.

Barfi mengakhiri pernyataan keluarga dengan sebuah kalimat dalam Bahasa Arab.

"Steve meninggal sebagai seorang martir dalam Tuhan," ujar Barfi.

Barfi lalu menantang pimpinan ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi untuk berdebat soal pengetahuan tentang Islam.

"Celakalah Anda (Abu Bakr al-Baghdadi). Anda katakan bulan Ramadhan adalah bulan penuh ampunan. Di mana ampunan Anda?" sebut Barfi.

"Saya siap berdebat dengan Anda soal ajaran yang baik. Saya tidak membawa pedang di tangan saya dan saya siap mendengar jawaban Anda," lanjut Barfi.

Lewat pernyataan tersebut, keluarga Sotloff juga mengatakan bahwa Sotloff punya tujuan mulia dalam pekerjaannya di wilayah konflik.

"Steve bukan pahlawan. Seperti kami semua, ia hanya orang biasa yang mencoba mencari kebaikan yang tersembunyi di dunia yang gelap. Dan jika (kebaikan) itu tidak ada, ia mencoba menciptakannya. Ia selalu berusaha membantu mereka yang kurang beruntung dibandingkan dirinya, menawarkan bantuan dan kontak berharga bagi pendatang baru di wilayah (tempat dia bekerja)," sebut pernyataan itu.

Sotloff besar di Miami dan belajar ilmu jurnalistik di University of Central Florida. Di Timur Tengah, ia bekerja sebagai jurnalis lepas yang menulis artikel untuk majalah Time, Foreign Policy, dan sejumlah media lainnya. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI