Suara.com - Sebuah perusahaan di Singapura, Albenyahya Enterprise mengadu ke polisi karena dituding terlibat dengan kelompok teroris, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Mr Syed Mohammad Faisal BenYahya menolak tudingan bahwa perusahaan miliknya itu punya hubungan dengan kelompok ISIS. “Kami tidak lagi menjual bendera ISIS. Penjualan beberapa waktu lalu hanya karena adanya permintaan dari konsumen,” ujarnya.
Di laman resmi perusahaan itu disebutkan, Albenyahya Enterprise didirikan pada tahun lalu dengan tujuan untuk melayani umat Muslim di Singapura.
Produk yang dijual perusahaan itu berasal dari Yaman, Malaysia dan negara lainnya. Akun Instagram perusahaan itu pada tiga minggu lalu memperlihatkan bahwa perusahaan itu telah menjual bendera ISIS dengan harga 17 dolar Singapura atau sekitar Rp170 ribu. (TODAY)