Ratu Kecantikan Myanmar Bantah Dapat Implan Payudara Gratis

Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 03 September 2014 | 16:12 WIB
Ratu Kecantikan Myanmar Bantah Dapat Implan Payudara Gratis
Mantan ratu kecantikan Myanmar May Myat Noe dalam konferensi pers di Yangon, Myanmar, (2/9). (Reuters/Soe Zeya Tun)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - May Myat Noe, mantan ratu kecantikan Myanmar yang dituduh kabur dengan mahkota kemenangannya, membantah mendapat operasi implan payudara gratis dari pihak penyelenggara Miss Asia Pacific World 2014. Oleh penyelenggara, ratu kecantikan itu dituduh lari setelah menjalani operasi pembesaran payudara senilai 10.000 Dolar atau setara Rp117 juta.

"Saya berada di bawah paksaan untuk menjalani bedah plastik dari ujung kaki hingga ujung rambut yang saya tolak... Saya tidak punya implan payudara, namun saya tidak ingin merincinya, untuk menjaga kehormatan saya," kata May dalam sebuah konferensi pers di Yangon, Myanmar, hari Selasa (2/9/2014).

May juga menolak mengembalikan mahkota kemenangan senilai Rp1,1 miliar yang ia bawa jika pihak penyelenggara tidak melayangkan permintaan maaf karena telah mempermalukan dirinya.

"Lumrah bagi saya untuk menuntut permintaan maaf sebagai ganti rugi kerugian yang mereka lakukan terhadap integritas negara saya," kata May.

May dinobatkan sebagai juara ajang Miss Asia Pacific World 2014 yang digelar di Seoul, Korea Selatan, bulan Mei lalu. Namun, pihak penyelenggara mencopot gelar itu lantaran May dinilai tidak berterima kasih dan tidak jujur.

Kepada wartawan, May mengaku dipaksa untuk berbohong soal usianya. Ia juga mengatakan, pihak penyelenggara menuntutnya melakukan operasi bedah plastik.

May menolak klaim penyelenggara yang mengatakan ia membawa kabur mahkota kemenangannya. Alasannya, ia sudah naik pesawat menuju Myanmar tanpa tahu bahwa gelar juara kontes kecantikan sudah dicopot darinya.

Sementara itu, pihak penyelenggara Miss Asia Pacific World 2014 menyebut May berbohong pada mereka. May juga dinilai tidak menghargai mereka. Namun, mereka tidak menyebut secara rinci sikap May yang membuat mereka mengambil keputusan tersebut.

Belakangan terungkap, ada selisih paham antara ibunda May dan pihak penyelenggara terkait bagaimana sistem manajemen May. (Reuters/Asia One)

REKOMENDASI

TERKINI