Lirik Lagu Ungkap Kepribadian Suram Algojo ISIS

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 03 September 2014 | 15:59 WIB
Lirik Lagu Ungkap Kepribadian Suram Algojo ISIS
Cuplikan rekaman pemenggalan orang yang diduga wartawan AS, James Foley oleh NI atau ISIS yang beredar di internet (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebelum namanya disebut-disebut sebagai tersangka kunci dalam pemenggalan dua jurnalis Amerika Serikat, ia adalah seorang penyanyi rap yang syair-syair dalam lagunya menyiarkan pesan yang suram.

Namanya Abdel-Majed Abdel Bary. Dengan nama panggung "L Jinny" dia terkenal sebagai rapper di Inggris. Beberapa lagunya bahkan diputar di radio BBC dan beredar luas di YouTube.

Tetapi setelah video pemenggalan dua jurnalis AS mengemuka di internet, masyarakat di Barat memberi dia julukan baru: "Jihad John". Dia diyakini sebagai algojo ISIS, kelompok bersenjata yang bercita-cita mendirikan Kekalifahan Islam di Irak dan Suriah, yang memenggal kepala mendiang James Foley dan Steven Sotloff.

Pejabat kepolisian dan intelijen Inggris, kepada surat kabar Sunday Times, mengatakan badan intelijen MI5 dan MI6 yakin bahwa Bary adalah militan ISIS yang terekam dan berbicara dalam video pemenggalan Foley dan Sotloff.

Tetapi sebelum rapper berusia 23 tahun itu meninggalkan kediaman bernilai jutaan dolarnya di London Barat dan berangkat ke Suriah tahun lalu, lirik-lirik lagunya sudah memberi petunjuk lahirnya kerisauan dalam diri Bary.

Misalnya dalam lagu "Overdose", yang diunggah ke YouTube pada Juni tahun lalu. Dalam lagu itu Bary bernyanyi tentang "seorang saudara yang hidup dalam damai" tetapi kemudian muncullah "hati yang hitam".

"Aku berjalan di kampung halaman, untuk mencari cinta. Dia menepuk pundak saya dan mengatakan tidak banyak (cinta) yang akan ditemukan, karena kita dikelilingi oleh hati-hati yang hitam," senandung Bary.

"Aku butuh sesuatu yang mempunyai arti lebih mendalam. Makanan untuk pikiran, dan yang akan membuat aku terus makan...Yeah, aku suka perasaan, (bahwa) dunia memusuhi aku."

Lirik lain menggambarkan latar belakang hidup Bary yang suram.

"Bagaimana kau bisa menilai apa yang tidak kau tahu? Bagaimana kau bisa mencintai apa yang tidak kau percaya? Ayah saya telah menerima hidupnya dan saya beruntung tidak dikurung dalam penjara."

Dalam lagu lain, yang berjudul "The Beginning", Bary bercerita tentang ayahnya yang berada dalam penjara.

"Aku bersumpah, di hari mereka datang dan menjemput ayah, aku bisa saja membunuh beberapa (orang), dan aku tidak akan berpaling lagi ke belakang. Membayangkan saat itu aku masih 6 tahun. Membayangkan apa yang akan aku lakukan dengan senjata berpeluru," bunyi lirik lagu itu.

Bary adalah putera seorang tersangka terorisme di New York, AS. Ayahnya yang kelahiran Mesir ditahan di AS karena disangka terlibat dalam pemboman beberapa gedung kedutaan AS di Kenya dan Tanzania pada 1998.

Syair-syair Bary memberikan bukti bagaimana seorang pemuda dari lingkungan yang baik menjadi pejuang garis keras.

Bary mulai berubah menjadi pemuda radikal setelah menerima ajaran Anjem Choudary, tokoh muslim garis keras di Inggris. Bary meninggalkan rumahnya tahun lalu. Kepada keluarganya dia mengatakan "rela meninggalkan segalanya demi Allah".

Pada Juni tahun lalu, Sunday Times, membeberkan ancaman yang ditulis Bary di Twitter.

"Para singa akan menghampiri kalian hai kaum kafir. Akan ada banyak pemenggalan di halaman belakang rumah kalian," tulis dia.

Bulan lalu dia terlihat dalam sebuah foto di Twitter, mengenakan baju kamuflase dan topeng hitam. Pisau dia genggam di tangan kirinya, tangan yang sama yang digunakan untuk menyayat leher Foley.

Salah satu tawanan yang pernah ditahan ISIS juga bersaksi bahwa Bary adalah satu dari sekelompok militan ISIS yang dijuluki "The Beatles", karena logat British mereka yang kental. Dua dari kelompok yang terdiri dari tiga orang itu dipanggil "George" dan "Ringo".

Menurut BBC, Bary adalah satu dari sedikit anggota ISIS asal Inggris yang ditugaskan untuk menjaga tawanan ISIS.

Sementara menurut The Guardian, Bary adalah salah satu negosiator utama ISIS dalam perundingan pembebasan 11 sandera yang akhirnya diserahkan ke Turki, setelah jumlah tebusan disepakati.

Salah satu bekas tawanan ISIS, yang pernah ditahan selama setahun di Raqqa - kota pusat kendali ISIS, mengatakan bahwa algojo ISIS terlihat sangat cerdas, terpelajar, dan sangat taat pada ajaran radikal Islam. (News.com.au)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI