Dalam lagu lain, yang berjudul "The Beginning", Bary bercerita tentang ayahnya yang berada dalam penjara.
"Aku bersumpah, di hari mereka datang dan menjemput ayah, aku bisa saja membunuh beberapa (orang), dan aku tidak akan berpaling lagi ke belakang. Membayangkan saat itu aku masih 6 tahun. Membayangkan apa yang akan aku lakukan dengan senjata berpeluru," bunyi lirik lagu itu.
Bary adalah putera seorang tersangka terorisme di New York, AS. Ayahnya yang kelahiran Mesir ditahan di AS karena disangka terlibat dalam pemboman beberapa gedung kedutaan AS di Kenya dan Tanzania pada 1998.
Syair-syair Bary memberikan bukti bagaimana seorang pemuda dari lingkungan yang baik menjadi pejuang garis keras.
Bary mulai berubah menjadi pemuda radikal setelah menerima ajaran Anjem Choudary, tokoh muslim garis keras di Inggris. Bary meninggalkan rumahnya tahun lalu. Kepada keluarganya dia mengatakan "rela meninggalkan segalanya demi Allah".
Pada Juni tahun lalu, Sunday Times, membeberkan ancaman yang ditulis Bary di Twitter.
"Para singa akan menghampiri kalian hai kaum kafir. Akan ada banyak pemenggalan di halaman belakang rumah kalian," tulis dia.
Bulan lalu dia terlihat dalam sebuah foto di Twitter, mengenakan baju kamuflase dan topeng hitam. Pisau dia genggam di tangan kirinya, tangan yang sama yang digunakan untuk menyayat leher Foley.
Salah satu tawanan yang pernah ditahan ISIS juga bersaksi bahwa Bary adalah satu dari sekelompok militan ISIS yang dijuluki "The Beatles", karena logat British mereka yang kental. Dua dari kelompok yang terdiri dari tiga orang itu dipanggil "George" dan "Ringo".
Menurut BBC, Bary adalah satu dari sedikit anggota ISIS asal Inggris yang ditugaskan untuk menjaga tawanan ISIS.