AS Periksa Keaslian Video Pemenggalan Jurnalis Oleh ISIS

Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 03 September 2014 | 14:27 WIB
AS Periksa Keaslian Video Pemenggalan Jurnalis Oleh ISIS
Anggota ISIS menggelandang Steven Sotloff, warga AS yang hilang di Suriah sejak 2013 (Reuters).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengaku telah menyaksikan video yang diduga menampilkan aksi pemenggalan jurnalis Amerika Serikat Steven Sotloff oleh seorang militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Kami telah melihat sebuah video yang diduga memperlihatkan pembunuhan warga negara AS Steven Sotloff oleh Negara Islam Irak dan Suriah," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional di Gedung Putih, Bernadette Meehan.

Meehan mengatakan, intelijen AS tengah memeriksa keaslian video tersebut.

"Komunitas intelijen tengah bekerja secepat mungkin untuk memastikan keaslian (video tersebut). Jika asli, kami tentu sangat terkejut oleh pembunuhan brutal terhadap jurnalis AS yang tak bersalah dan kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga dan kerabat," lanjutnya.

Meehan berjanji akan segera memberikan informasi lanjutan terkait hal tersebut.

"Kami akan memberikan informasi lebih lanjut jika sudah ada," tutup Meehan.

Sebuah video yang diduga menampilkan pemenggalan jurnalis asal Amerika Serikat Steven Sotloff yang jadi tawanan ISIS beredar di internet pada hari Selasa (2/9/2014). Dalam video tersebut, seorang militan isis bertopeng menggorok leher Sotloff.

Diduga, si eksekutor yang beraksen Inggris kental adalah orang yang juga memenggal James Foley, jurnalis Amerika Serikat lainnya. Video pemenggalan James Foley muncul pada tanggal 19 Agustus lalu. Eksekusi Sotloff diduga dilakukan di lokasi yang sama dengan lokasi pemenggalan Foley.

Alasan pemenggalan, seperti diungkap oleh militan dalam video, adalah karena Amerika Serikat nekat kembali menyerang basis ISIS di Irak dengan serangan udara. Padahal, kata si militan, pada video pemenggalan pertama, ISIS sudah memperingatkan AS untuk tak ikut campur dengan urusan ISIS di Irak. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI