Merasa Dikudeta, PM Lesotho Melarikan Diri ke Afrika Selatan

Esti Utami Suara.Com
Minggu, 31 Agustus 2014 | 00:15 WIB
Merasa Dikudeta, PM Lesotho Melarikan Diri ke Afrika Selatan
Bendera Lesotho (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perdana Menteri Lesotho, Thomas Thabane Sabtu (30/8/2014) melarikan diri ke Afrika Selatan setelah percobaan kudeta militer terhadap dirinya. Dari tempat pelariannya, Thabane mengecam tindakan militer itu dan menyerukan penyelesaian secara damai.

"Jelas ada usaha untuk melakukan kudeta. Kami akan melakukan langkah-langkah konkrit untuk menghentikannya pada awal," kata Thabane kepada Reuters dari rumah putrinya di Afrika Selatan. Ia menambahkan Masyarakat Pembagunan Afrika bagian Selatan (SADC) sedang membahas situasi itu.

Suara tembakan Sabtu pagi terdengar di Maseru, ibu kota kerajaan kecil di Afrika bagian selatan yang berbatasan dengan Afrika Selatan itu. Unit-unit militer menduduki markas besar polisi dan mengepung kediaman perdana menteri, kata penduduk dan para diplomat.

Beberapa jam setelah militer bergerak, ibu kota Maseru dilaporkan tenang tetapi tidak segera jelas siapa yang mengelola pemerintah negara pegunungan berpenduduk dua juta jiwa itu.

Thabane, yang Juni lalu membubarkan parlemen untuk menghindari mosi tidak percaya terhadapnya.  Afrika Selatan, yang berbicara atas nama SADC mengutuk aksi-aksi militer Lesotho, yang dikatakannya "merupakan tanda-tanda awal satu kudeta". Pretoria juga menyeru panglima militer Lesotho segera memerintahkan anggotanya kembali ke barak mereka.

"Setiap perubahan pemerintah yang tidak konstitusional tidak dapat ditoleransi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Clayson Monyela dalam satu jumpa wartawan di Pretoria.

Sebelumnya menteri pertahanan Lesotho membantah usaha kudeta terhadap Thabane, dengan mengatakan pengerahan pasukannya ditujukan terhadap unusur-unsur polisi yang diduga berencana akan mempersenjatai satu faksi politik.

"Tidak ada rencana seperti itu (kudeta), situasi telah kembali normal, tentara telah kembali ke barak-barak mereka," ujar Mayjen Ntlele Ntoi kepada Reuters. Ia menambahkan militer "mendukung pemerintah sekarang yang dipilih secara demokratis".

Ntoi mengatakan seorang tentara dan empat polisi cedera dalam aksi tentara itu.  Para diplomat di Maseru mengatakan militer Lesotho sebagian besar setia kepada Wakil PM Mothetjoa Metsing, yang berikrar akan membentuk pemerintah koalisi baru yang akan menggulingkan Thabane.

Sejak merdeka dari Inggris tahun 1996,Lesotho dilanda beberapa kudeta militer. Pada tahun 1998 setidaknya 58 tentara lokal dan delapan serdadu Afrika Selatan Selatan tewas dan sebagian kota Maseru hancur dalam konflik politik dan pertempuran akibat pertikaian itu. (Antara/Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI