Islam dan Barat Saling Tak Percaya, SBY Berharap Ada Komitmen Toleransi

Laban Laisila Suara.Com
Jum'at, 29 Agustus 2014 | 22:17 WIB
Islam dan Barat Saling Tak Percaya, SBY Berharap Ada Komitmen Toleransi
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan pertemuan ke-6 Forum Global Aliansi Peradaban Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNAOC) di Nusa Dua Bali pada 29-30 Agustus akan menghasilkan komitmen bersama untuk mempromosikan toleransi di dunia.

"Dari pandangan saya, acara ini mencerminkan arti penting di kawasan Asia Pasifik dengan keragaman latarbelakang budaya dan agama secara harmonis di antara peradaban dunia," kata SBY didampingi Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Perwakilan Tinggi UNAOC Nassir Abdulaziz Al-Naseer, di Nusa Dua Bali, Jumat (29/8/2014).

SBY menyatakan, penyelenggaraan Forum Global UNAOC di Bali berada pada waktu yang tepat menyusul tantangan perdamaian dunia terutama hubungan antara dunia barat dengan Islam yang masih dipenuhi rasa tidak percaya.

"Di dunia barat sendiri, kita menyaksikan peningkatan intensitas antara Amerika Serikat dan negara-negara Eropa di satu sisi dan Rusia di sisi lain," kata SBY.

Di dunia Islam terutama wilayah Timur Tengah, lanjut SBY, konflik saling tidak percaya merujuk pada tingkatan yang tidak dapat diterima.

"Peningkatan korban jiwa dari semua pihak di konflik Suriah dan Irak masih muncul. Situasi itu semakin memburuk dengan kehadiran ISIS atau Negara Islam, sebuah gerakan yang membajak kemurnian Islam," kata Presiden.

Dia menegaskan Forum Global UNAOC dapat menyuarakan komitmen untuk saling berdialog antar beragam budaya, keyakinan, dan peradaban.

"Saya berharap Deklarasi Bali akan menjadi hasil forum ini dan akan menuntun kita untuk mengejar tindakan bersama. Saya harap kesuksesan pertemuan Forum Bali ini dan hasilnya dapat mengikuti kesuksesan forum-forum sebelumnya di Spanyol, Turki, Brazil, Qatar, dan Austria," ujar Presiden.

Aliansi Peradaban PBB dibentuk oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada 14 Juli 2005.

Aliansi itu bertujuan menjembatani jurang antara Islam dan Barat serta membangun kemauan politik dan aksi bersama untuk menghadapi prasangka, mispersepsi, dan menolak ekstrimisme dalam masyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI