Suara.com - Terdakwa kasus proyek pembangunan Pusat Pelatihan dan Pendidikan Sarana Olahraga Nasional di Bukit Hambalang Bogor, Anas Urbaningrum, membantah biaya kepergianya ke Singapura dan Hongkong dibiayai oleh PT Dutasari Citra Laras (PR DCL).
Dia mengaku bahwa ia sendiri yang membeli tiket dan tidak menggunakan uang dari pihak mana pun.
"Terkait dengan biaya ke Singapura dan Hongkong, Apakah Pak Rony tahu siapa yang beli tiket saya," tanya Anas kepada Rony Wijaya di Pengadilan Tipikor, Jakarta Selatan, Jumat (29/8/2014).
"Saya tidak tahu pak, tetapi memang ada pengeluaran dari kantor untuk perjalanan Bapak ke Hongkong dan Singapura, dan itu sesuai dengan permintaan Pak Mahfud Suroso," jawab Rony.
Atas jawaban Rony tersebut, dia pun menjelaskan bahwa dirinya tidak pernah menerima uang dari PT DCL untuk pembiayaannya ke Singapura dan Hongkong.
Selain itu, Anas juga membantah keterangan Rony yang mengatakan bahwa perusahaannya sering memberikan uang kepada Anas, dimana uang tersebut untuk keperluan Anas mulai dari melahirkan, sunatan, dan syukuran pindah rumah.
"Apakah Pak Rony tahu siapa yang meminta uang yang jumlahnya ada 10 juta, 20 juta?," tanya Anas.
"Yang minta itu Pak Mahfud, dan permintaan tersebut hampir untuk semua keperluan Pak Anas, ada kongres, melahirkan, sunatan, dan juga untuk syukuran pindah rumah," jawab Rony.
"Apakah Pak Rony tahu uang tersebut dikasih ke saya, dan khusus uang 200 juta, apakah Pak Rony tahu bahwa Pak Mahfud pergi ke Bandung dan bertemu dengan saya," tanya Anas lagi.
"Saya tidak tahu Pak, tapi uang tersebut dikeluarkan berdasarkan permintaan Pak Mahfud, dan dia sendiri yang antar, saya tidak tahu dia pergi dan memberikannya atau tidak, saya tidak tahu," jawab Rony atas pertanyaan Anas.