Malaysia dan Australia Patungan Biayai Pencarian Pesawat MH370

Ruben Setiawan Suara.Com
Kamis, 28 Agustus 2014 | 13:54 WIB
Malaysia dan Australia Patungan Biayai Pencarian Pesawat MH370
Bayangan pesawat P3 Orion milik AU Selandia Baru dalam operasi pencarian MH370 di Samudera Hindia. (Reuters/Rob Griffith)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Malaysia dan Australia sepakat patungan dana guna membiayai pencarian pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 yang hilang sejak 8 Maret silam.

Rencana untuk berbagi beban biaya itu disampaikan oleh Menteri Perhubungan Malaysia Liow Tiong Lai dalam sebuah konferensi pers di Canberra, Australia, hari Kamis (28/8/2014). Dikatakan Liow, kedua negara akan membagi rata beban ongkos untuk memulai upaya pencarian yang ditaksir akan menelan hingga 48,65 juta Dolar AS atau setara dengan Rp565 miliar.

"Jadi pentung di sini bahwa kami ingin berterima kasih pada Australia untuk memimpin pencarian ini dan kami sejauh ini telah berkomitmen dan menggelontorkan sekitar 15 juta Dolar Australia (setara Rp163 miliar) dan kami juga akan mengatur dengan Australia dalam tender biaya pencarian," kata Liow.

Proses pencarian terbaru diperkirakan akan dimulai dalam waktu satu bulan ke depan dan kemungkinan akan menelan waktu hingga satu tahun. Pencarian difokuskan pada wilayah laut seluas 60.000 kilometer persegi yang berjarak 1.600 kilometer sebelah barat Perth, Australia.

Australia sudah memberikan kontrak kepada Fugro, sebuah perusahaan asal Belanda untuk melakukan pencarian di dasar laut. Kabarnya, Fugro sudah memetakan daerah pencarian bersama sebuah kapal angkatan laut miliki Cina.

Fugro akan bekerja dengan dua kapal yang dilengkapi teknologi sonar, pemindai gema, serta kamera video untuk menyisir dasar lautan. Australia sendiri sudah menyisihkan dana sebesar 80 juta hingga 90 juta Dolar Australia untuk membiayai pencarian tersebut.

Pesawat MAS MH370 hilang saat terbang dari Kuala Lumpur, Malaysia, menuju Beijing, Cina pada 8 Maret silam. Sebanyak 239 penumpang juga ikut hilang tanpa jejak bersama pesawat Boeing 777-200 tersebut. Berbagai upaya pencarian yang melibatkan negara-negara di Asia Tenggara dan Amerika Serikat tidak membuahkan hasil. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI