Perempuan Ini Diperkosa 250 Laki-laki Selama 2 Tahun

Doddy Rosadi Suara.Com
Kamis, 28 Agustus 2014 | 08:05 WIB
Perempuan Ini Diperkosa 250 Laki-laki Selama 2 Tahun
Ilustrasi perkosaan. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Emma (bukan nama sebenarnya) menuliskan nama lelaki yang memperkosanya dalam dua lembar kertas A4. Nama-nama yang ditulisnya itu adalah 250 laki-laki yang secara bergiliran memperkosanya dalam dua tahun terakhir.

Emma (25 tahun) adalah salah satu korban skandal kejahatan seks terhadap anak-anak di Rotherham, Inggris. Sebuah laporan yang dirilis beberapa waktu lalu mengungkapkan, 1.400 anak-anak menjadi target dari kelompok penjahat seksual.

Selama disekap oleh kelompok tersebut, Emma diperkosa setiap dua hari sekali.

“Mereka semua seharusnya dipenjara atas perbuatan mereka. Komisioner Polisi Shaun Wright seharusnya mengundurkan diri,” kata Emma.

Kata Emma, polisi tahu ada sindikat yang memperkosa anak-anak tetapi tidak melakukan apa-apa. Penjahat seksual ditengarai sudah berkeliaran di Rotherham selama 16 tahun terakhir.

Emma mengungkapkan, dia pertama kali diperkosa saat usianya 13 tahun. Ketika itu, dia diperkosa di depan pintu sebuah pasar terbuka oleh sahabat laki-lakinya yang berusia 17 tahun dari keluarga kaya keturunan Pakistan.

“Saya bilang kepada dia, badan saya dingin. Lalu dia bilang akan menghangatkan badan saya dengan cara memeluk. Setelah itu, dia membawa saya ke pojok dan memaksa saya untuk membuka baju. Ada lelaki lain yang memegang tangan dan juga kepala saya. Lalu mulai bermunculan laki-laki lain,” ungkap Emma.

Usai kejadian itu, Emma langsung pulang ke rumah dan menyembunyikan bajunya. Sejak kejadian itu, lelaki yang memperkosanya itu mengulangi aksinya itu setiap seminggu sekali.

Aksi bejat itu tidak hanya dilakukan lelaki yang dikenal Emma, tetapi juga dilakukan oleh teman-temannya secara bergantian. Emma kerap disiksa oleh para pemerkosanya. Dia juga pernah melapor ke polisi atas kejadian yang menimpanya itu. Namun, polisi mengatakan kasus yang dialaminya itu tidak mempunyai bukti sehingga sulit dibawa ke pengadilan. (Mirror)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI