Gunung Slamet Alami Gempa Tremor Menerus Terlama

Achmad Sakirin Suara.Com
Rabu, 27 Agustus 2014 | 12:39 WIB
Gunung Slamet Alami Gempa Tremor Menerus Terlama
Petugas memantau aktivitas Gunung Slamet di Pos Gambuhan, Pemalang, Jateng. [Antara/Oky Lukmansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gunung Slamet yang berada Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, Jawa Tengah, Rabu (27/8/2014), mengalami gempa tremor menerus terlama selama berstatus "Siaga" pada bulan April dan Agustus 2014.

Berdasarkan pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, terekam adanya gempa tremor menerus yang terjadi pada pukul 00.00-06.00 WIB atau selama enam jam.

Jika dibandingkan dengan data gempa tremor yang terekam dalam beberapa hari terakhir, gempa tremor yang terjadi pada Rabu (27/8/2014) merupakan yang terlama sejak status Gunung Slamet dinaikkan menjadi "Siaga" pada 12 Agustus maupun saat status "Siaga" pada bulan April 2014.

Saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Surono mengakui jika gempa tremor yang terekam pada hari Rabu (27/8/2014) merupakan yang terlama terjadi di Gunung Slamet selama status "Siaga" pada bulan April maupun Agustus.

"Ya betul (gempa tremor terlama, red. Mudah-mudahan aktivitasnya tetap sama, energinya hanya untuk embusan asap dan untuk lontaran material pijar saja," katanya.

Lebih lanjut, Surono mengatakan bahwa selain terjadi gempa tremor menerus pada pukul 00.00-06.00 WIB, selama periode pengamatan itu juga terekam 26 kali gempa letusan, teramati 73 kali sinar api setinggi 50-300 meter, serta terdengar empat kali suara gemuruh dan tiga kali suara dentuman.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, kata dia, dapat disimpulkan bahwa status Gunung Slamet tetap "Siaga" dan masyarakat diimbau agar tidak beraktivitas dalam radius empat kilometer dari puncak gunung tertinggi di Jateng itu.

"Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di luar radius tersebut agar tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI