Suara.com - Surat terakhir James Foley, jurnalis Amerika Serikat yang dipenggal kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), kepada orangtuanya diungkap ke publik.
Sebelumnya, orangtua Foley juga sudah membocorkan surat sang anak kepada mereka lewat akun Facebooknya.
Foley tidak diizinkan untuk melakukan kontak dengan keluarganya selama disandera kelompok ISIS. Karena itu, dia meminta temannya, Daniel Rye Ottosen (25 tahun). Sesame sandera ISIS yang dibebaskan pada Juni lalu untuk menyampaikan surat kepada kedua orangtuanya.
Fotografer asal Denmark itu mengungkapkan, surat dari Foley tersebut langsung diberikan kepada sang ibu tidak lama setelah dia dibebaskan oleh kelompok ISIS. Diane, ibu kandung Foley, mengungkapkan isi surat terakhir anaknya itu di laman Facebooknya.
Foley mengawali isi suratnya itu dengan menggambarkan waktu-waktu bahagia yang dia jalani bersama keluarga.
“Saya ingin pergi ke mal bersama ayah, dan juga bersepeda bersama ibu. Saya ingat banyak hal yang menyenangkan yang saya lalui yang bisa membuat saya keluar dari penjara ini,” kata Foley dalam suratnya.
“Mimpi tentang keluarga dan teman membawa saya keluar dari sini dan menghadirkan kebahagiaan dalam hati saya,” tulisnya.
Foley juga memberi jaminan kepada kedua orangtuanya bahwa dia dalam keadaan yang sehat.
“Saya tahu kalian pasti berpikir tentang saya dan mendoakan saya. Dan saya sangat berterima kasih. Saya bisa merasakan kalian semua terutama ketika saya tengah berdoa. Saya berdoa agar kalian semua kuat dan percaya. Saya merasa saya bisa menyentuh kalian bahkan di dalam kegelapan ketika saya berdoa,” kata Foley.
Dalam surat itu, Foley juga bercerita bahwa dia disandera bersama 18 orang lainnya. Pekan lalu, Foley dipenggal oleh kelompok ISIS sebagai bentuk peringatan kelompok militan itu kepada Amerika Serikat agar menarik pasukan militer keluar dari Irak. (Mirror)