Suara.com - Badan Narkotika Nasional Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menilai wilayah perbatasan di Kabupaten Gunung Kidul potensial menjadi ladang ganja meski tanahnya berbatu dan panas.
Kepala Subag Perencanaan BNNP DIY Aryanto Hendro di Gunung Kidul, Minggu (24/8/2014), mengatakan, tanaman ganja bukan lagi ditanam di tempat yang subur, tapi justru ditaman di wilayah yang tidak masuk dalam peta.
"Bahaya narkoba itu bisa masuk di kawasan perbatasan, atau di luar jangkauan. Kita tidak boleh menganggap wilayah-wilayah yang yang jauh dari perkotaan tidak berpotensi ada kasus narkoba, justru kita harus waspada dan kita tidak boleh lengah," kata Aryanto saat melakukan sosialisasi narkoba kepada Satgas Narkoba di Lingkungan Mahasiswa di Gunung Kidul.
Ia mencontohkan kasus di Kampus Unas Jakarta ditemukan ganja yang jumlahnya sangat signifikan, sehingga proses kegiatan mahasiswa malam hari dihentikan.
Dia mengajak mahasiswa untuk aktif berperan serta dalam pemberantasan narkoba dikalangan mahasiswa.
"Sekarang banyak mahasiswa yang menanam ganja di kos-kosan. Seharusnya, mahasiswa yang satu dengan yang lain saling mengingatkan supaya tidak terjerembab narkoba," kata dia.
Lebih lanjut, Aryanto juga berharap, satgas antinarkoba di lingkungan mahasiswa mendorong regulasi, khususnya larangan merokok.
"Satgas antinarkoba harus peduli terhadap hal-hal yang kecil. Satgas juga harus berperan dalam sosialisasi bahaya merokok," kata dia.
Ketua BNNK Gunung Kidul Immawan Wahyudi mengatakan pihaknya belum terlihat adanya peredaran narkoba. Namun, banyak terjadi peredaran minuman keras.
"Minuman keras adalah pintu masuk dari kemaksiatan. Ini juga bagian dari kegiatan pemberantasan narkoba," kata Immawan. (Antara)