Aktivitas Gunung Slamet Masih Tinggi

Achmad Sakirin Suara.Com
Minggu, 24 Agustus 2014 | 14:22 WIB
Aktivitas Gunung Slamet Masih Tinggi
Petugas memantau aktivitas Gunung Slamet di Pos Gambuhan, Pemalang, Jateng. [Antara/Oky Lukmansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono, mengatakan bahwa aktivitas Gunung Slamet masih tinggi. Dia juga mengatakan, hal itu terlihat dari masih banyaknya gempa yang terekam dan terekamnya tremor dalam beberapa hari terakhir.

"Tremor dan gempa merupakan cara gunung api himpun energi," katanya, Minggu (24/8/2014).

Selain itu, kata dia, lontaran material pijar maupun embusan asap yang tingginya kadang mencapai 400-800 meter menyebabkan adanya hujan abu.

Oleh karena itu, lanjut dia, berdasarkan pengamatan yang dilakukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Pemalang, status Gunung Slamet masih tetap "Siaga".

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa dalam pengamatan yang dilakukan pada hari Minggu (24/8/2014), pukul 00.00-06.00 WIB, cuaca terang sehingga Gunung Slamet tampak jelas, teramati embusan asap putih tipis tinggi 50-500 meter, teramati 19 kali sinar api tinggi 50-500 meter, teramati 56 kali lontaran material pijar dengan ketinggian 50-400 meter dari puncak, serta terdengar 31 kali suara gemuruh dan tiga kali suara dentuman, sedangkan dari sisi kegempaan terekam getaran gempa tremor menerus.

Sementara pada pukul 06.00-12.00 WIB, cuaca terang sehingga Gunung Slamet tampak jelas, teramati embusan asap putih tipis dengan ketinggian 200-800 meter dan terdengar satu kali suara gemuruh, sedangkan dari sisi kegempaan terekam getaran gempa tremor menerus mulai pukul 06.03-07.45 WIB dan 90 kali gempa embusan.

"Dari hasil pengamatan tersebut disimpulkan bahwa status aktivitas Gunung Slamet tetap 'Siaga', masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak. Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di luar radius tersebut agar tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa," kata pria yang akrab dipanggil Mbah Rono itu. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI