Ini Kronologi Operasi Penyelamatan James Foley yang Gagal

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 22 Agustus 2014 | 11:51 WIB
Ini Kronologi Operasi Penyelamatan James Foley yang Gagal
Ilustrasi pasukan komando Amerika Serikat (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gedung Putih pekan ini mengumumkan pernah mengirim pasukan khusus untuk membebaskan beberapa sandera warga Amerika Serikat, termasuk jurnalis James Foley, dari tahanan kelompok militan Negara Islam (NI) - yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS - di Suriah. Sayang operasi itu gagal dan pada 20 Agustus kemarin muncul sebuah video pemenggalan Foley oleh seorang militan NI di media sosial.

Meski juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS menolak merinci operasi yang gagal itu, tetapi seorang saksi yang mengaku berada di lokasi dalam operasi itu mengungkap jalannya misi tersebut.

Menggunakan nama samaran Abu Ibrahim al-Raqqawi, saksi itu bercerita di akun Facebook-nya tentang serangan pasukan khusus AS itu. Dia menggunakan nama alias karena takut disasar NI.

Ia mengaku sebagai warga Raqqa, kota di barat Suriah yang disebut menjadi ibu kota kelompok militan NI. Ia juga mengatakan sebagian besar kisahnya sudah dihapus oleh Facebook.

Menurut penuturan Raqqawi serangan itu terjadi pada 4 Juli dini hari, bertepatan dengan hari kemerdekaan Amerika Serikat. Serangan itu melibatkan 24 anggota pasukan Delta Force.

Target misi itu adalah sebuah markas NI di Uqayrishah, 18 kilometer di tenggara Raqqa. Taktik yang digunakan sama dengan saat pasukan Navy Seal menyergap Osama bin Laden pada 2011.

Tepat setelah tengah malam, beberapa pesawat AS, membom salah satu dari tiga pusat kendali NI di Suriah. Markas yang diserang itu dinamai "Kamp Osama bin Laden" oleh militan NI.

Pada saat yang sama 24 pasukan khusus AS mendarat di dekat sebuah bangunan yang digunakan oleh NI untuk menahan sandera-sandera penting. Penjara itu aslinya adalah sebuah fasilitas penyulingan minyak di wilayah itu.

Menurut seorang pejabat bidang pertahanan AS, dua lusin pasukan komando itu mendarat menggunakan parasut dari sebuah helikopter Black Hawk yang sudah dimodifikasi.

"Pasukan komando turun dari helikopter, yang sangat senyap. Anda tidak bisa mendengar suara mesin atau baling-balingnya," kata Raqqawi.

Raqqawi bercerita bahkan salah satu temannya, seorang petani yang tinggal di Uqayrishah, sempat berhadapan dengan pasukan komando itu. Cerita Raqqawi memang tidak bisa diklarifikasi, tetapi cocok dengan yang diumumkan oleh Pentagon pada Rabu (20/8/2014).

Pentagon mengatakan bahwa seorang prajuritnya terluka dalam operasi itu sementara beberapa anggota NI tewas. Sementara menurut Raqqawi, lima anggota NI tewas dan dua anggota pasukan AS terluka.

Setelah mendarat, pasukan Delta Force langsung memblokade jalan utama ke Raqqa dan mulai bergerak ke arah penjara. Mereka terlibat baku tembak saat berusaha masuk ke penjara. Setibanya di sana, mereka tidak menemukan satu orang pun sandera.

Mereka juga sempat menggeledah rumah-rumah di Uqayrishah, kata Raqqawi, termasuk rumah dari saksi mata itu.

Menurut Raqqawi pasukan komando AS dibantu oleh "pasukan khusus Yordania", yang bisa dikenali dari bendera yang disematkan di seragama mereka.

Saat sedang menggeladah rumah-rumah itu, NI mengirim pasukan bantuan dari Raqqa dan pecah pertempuran selama tiga jam.

"Setelah itu, sahabat saya melihat dua anggota komando tertembak, seorang prajurit Yordania dan seorang prajurit Amerika," kata Raqqawi.

Sekitar pukul 3 pagi, beberapa helikopter kembali menjemput pasukan komando AS itu.

Di antara masyarakat Uqayrishah penjara yang disasar pasukan AS itu memang diyakini sebagai tempat NI menawan "sander-sandera paling berharga" mereka.

Selain warga Amerika dan Inggris, warga setempat yakin bahwa di dalam penjara itu juga ditahan 49 warga Turki yang diculik NI dari Mosul, Irak saat mereka menduduki kota itu pada Juni lalu.

Tetapi Raqqawi mengatakan bahwa menurut salah seorang anggota NI, para tawanan sudah dipindahkan dari tempat itu "24 jam sebelum serangan itu terjadi."

Menurut dia, serangan atas kamp Osama bin Laden itu menyebabkan kerusakan dasyat.

Sebelumnya NI pernah sesumbar tentang kamp itu, memasang foto-fotonya di media online, lengkap dengan gambar sebuah spanduk bertuliskan "Kamp Osama bin Laden".

"Sebelumnya kamp itu sangat aktif. Setelah serangan itu, penjara dan kamp itu ditutup selama satu minggu. Tidak ada pergerakan lagi di sana," jelas Raqqawi. (Sydney Morning Herald/The Telegraph)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI