Deng Xiaoping, Tersangkut Tragedi Pembantaian Ribuan Manusia

Ruben Setiawan Suara.Com
Jum'at, 22 Agustus 2014 | 09:00 WIB
Deng Xiaoping, Tersangkut Tragedi Pembantaian Ribuan Manusia
Deng Xiaoping. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari ini, 110 tahun silam, Deng Xiaoping lahir di Guang'an, Sichuan, Cina. Deng Xiaoping adalah tokoh reformis Republik Rakyat Cina (RRC) yang mendorong negeri Tirai Bambu menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia.

Deng lahir dari keluarga petani berada. Sempat belajar dan bekerja di Prancis, Deng kembali ke Cina pada tahun 1923 dan merintis kariernya sebagai politisi di Partai Komunis Cina. Deng lalu bergabung dalam revolusi komunis di bawah pimpinan Mao Zedong, sang Bapak pendiri RRC.

Paham komunis berkembang hingga berdirilah RRC pada 1949. Meski hanya berada di balik bayang-bayang Mao Zedong, peran Deng di masa-masa awal berdirinya RRC tidak bisa dikesampingkan. Ia merupakan salah satu politisi yang gencar melakukan konsolidasi guna memperkuat kendali komunis di seluruh negeri.

Tahun 1960an, Deng mencoba memperkenalkan kebijakan ekonomi yang berbeda. Ia mengembangkan sosialisme yang kolot menjadi "sosialisme dengan karakteristik Cina". Ternyata, Mao Zedong tak sepaham dengannya. Deng Xiaoping pun diasingkan ke Provinsi Jiangxi.

Tahun 1973, Deng dipanggil Perdana Menteri yang berkuasa kala itu, Zhou Enlai, untuk membantu mengembangkan perekonomian Cina. Lewat reformasi ekonomi yang dikenal dengan "ekonomi pasar sosialis", Deng berhasil mengangkat ekonomi dalam negeri.

Deng membuka investasi asing untuk masuk ke cina, serta membidani berbagai kebijakan lainnya. Berkat tangan dinginnya, Cina menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia selama 30 tahun. Pada gilirannya, pesatnya perekonomian juga meningkatkan standar hidup jutaan rakyat negeri tersebut.

Pada pertengahan tahun 80an, Deng memperkenalkan reformasi dalam bidang pertanian dan industri, serta kebijakan kependudukan ekstrim, yakni satu keluarga satu anak, demi mengendalikan pertumbuhan penduduk. Meski tak pernah menjabat sebagai kepala negara, kepala pemerintahan atau ketua tertinggi partai, Deng merupakan tokoh paling berpengaruh pada rentang waktu 1978 hingga 1992. Ia disebut-sebut sebagai "paramount leader", julukan non-resmi bagi pemimpin sentral di Cina.

Gaya pemerintahan otoriternya mendapat perlawanan pada tahun 1989. Ketika itulah, Tragedi Tiananmen pecah. Deng disebut-sebut membiarkan militer menumpas demonstran pendukung demokrasi dengan kekerasan. Diperkirakan ada 500 hingga 2.500 orang yang tewas dalam tragedi berdarah di Lapangan Tiananmen tersebut. Namun, banyak pengamat politik yang menyangsikan keterlibatan Deng dalam tragedi tersebut.

Deng memang menuai kecaman dari dunia internasional. Namun, dirinya tetap berkuasa dan hingga kini, pemerintah Cina berupaya menutup rapat-rapat kebenaran yang terjadi kala itu. Deng tutup usia pada 19 Februari 1997. Ia meninggal di usia 92 tahun.

Orang-orang besar yang harus Anda tahu kisahnya: Ayatollah Ali Khamenei, Nelson Mandela, Aung San Suu Kyi, B.J. Habibie, Xi Jinping

REKOMENDASI

TERKINI