Fadli Zon Sebut Cara Polisi Biadab dan Tuntut Kapolda Metro Dicopot

Siswanto Suara.Com
Kamis, 21 Agustus 2014 | 19:55 WIB
Fadli Zon Sebut Cara Polisi Biadab dan Tuntut Kapolda Metro Dicopot
Bentrokan terjadi antara aparat dan massa pendukung Prabowo-Hatta di depan Bundaran Patung Kuda, Jakarta, Kamis (21/8). [suara.com/Adrian Mahakam]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyayangkan tindakan aparat Polda Metro Jaya dalam merespons demonstrasi pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Bundaran Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2014) siang.

"Sangat disayangkan itu terjadi. Demonstrasi ditanggapi dengan cara-cara seperti itu yang kemudian menimbulkan puluhan orang jadi korban dan dirawat di rumah sakit," kata Fadli Zon.

Respons polisi yang disayangkan Fadli Zon yang pertama ialah penggunaan kawat berduri di dekat Bundaran Patung Kuda yang dimaksudkan untuk menghalangi pendukung Prabowo-Hatta mendekati gedung MK yang sedang menyelenggarakan sidang putusan sengketa pilpres.

Yang kedua, polisi menggunakan gas air mata, tembakan peluru karet, dan semburan air dari armada penghalau massa untuk membubarkan demonstran.

"Ini cara yang tidak profesional, brutal, bahkan biadab," kata Fadli Zon.

Menurut Fadli Zon, seandainya massa dibiarkan demonstrasi di depan gedung MK, tidak akan terjadi kericuhan. Buktinya, kata Fadli Zon, demo-demo pendukung Prabowo-Hatta yang selama ini dilakukan di depan gedung mahkamah selalu berjalan damai.

"Tapi cara tadi, Polda Metro Jaya itu sama sekali tidak profesional. Menggunakan kawat berduri, tembakan gas air mata, water cannon, peluru karet. Itu yang timbulkan suasana tidak kondusif," kata Fadli Zon.

Terkait alasan polisi membubarkan massa karena massa akan menerobos batas pengaman gedung MK, hal dibantah oleh Fadli Zon.

"Tidak benar itu. Ada saksinya," kata Fadli Zon.

Fadli Zon justru menilai polisi bertindak kelewatan kepada pendukung Prabowo. Fadli Zon kemudian menunjuk dua peserta demo yang terluka di bagian kepala dan perut.

"Itu ditembak peluru karet di perut dan kepala," kata Fadli Zon.

Ia menilai Polda Metro Jaya melakukan kesalahan fatal.

"Kapolda harus dicopot, harus dicopot," kata Fadli Zon seraya mengatakan masalah ini akan berlanjut.

Sebelumnya Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan tindakan untuk membubarkan massa sudah sesuai prosedur dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi di lapangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI