Suara.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan untuk menyerang target-target teror di Jalur Gaza setelah roket-roket dari arah Palestina mendarat di negara Yahudi itu Selasa (19/8/2014) waktu setempat, di saat terjadinya gencatan senjata guna membicarakan perdamaian di kawasan itu.
Seorang pejabat mengatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan tim perundingnya di Mesir untuk pulang.
Tiga roket menghantam bagian selatan Israel di dekat kota Beersheba, hampir delapan jam sebelum gencatan senjata akan berakhir.
Sejauh ini belum ada klaim siapa yang bertanggung jawab atas serangan tersebut atas serangan yang tidak menimbulkan korban jiwa itu.
Juru bicara Hamas di Jalur Gaza, Sami Abu Zuhri mengatakan, pihaknya tak mengetahui adanya serangan roket tersebut.
"Serangan roket ini merupakan pelanggaran langsung dan berat terhadap gencatan senjata," kata Mark Regev, juru bicara Netanyahu.
Seorang juru bicara militer lainnya mengatakan, bakal merespon serangan roket itu dengan melakukan aksi balasan terbaru terhadap sasaran teror di Jalur Gaza.
Koresponden kantor berita Reuters melihat satu pesawat tempur Israel menembakkan peluru kendali di bagian timur Gaza City dan asap membubung dari kawasan itu.
Para saksi mata lain mengatakan beberapa serangan udara dilancarkan di kawasan tersebut.
Pada 8 Juli, Israel melancarkan serangan terhadap gerakan Hamas sebagai tanggapan atas serangan roket kelompok-kelompok gerilyawan.
Pada 17 Juli, Israel beralih ke serangan darat untuk menghancurkan jaringan-jaringan terowongan Hamas di sepanjang perbatasan Israel-Gaza.
Sekitar 1.900 orang telah tewas di Gaza sejak awal Israel menggelar operasi militer, terutama warga sipil.
Selama ini, Israel telah kehilangan 64 tentara, dengan tiga warga sipil lainnya tewas di negara Zionis itu. (Reuters/Novosti /Antara)