Suara.com - Politisi muda Partai Keadilan Sejahterah (PKS), Fahri Hamzah, ini terkenal dengan komentar pedas yang kerap ditujukan terhadap lawan politiknya baik secara langsung maupun melalui akun twitternya.
Lelaki kelahiran Utan, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 10 November 1971, yang juga pendiri organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) ini juga politisi yang karirnya moncer dan terhitung cepat menanjak di jalur politik.
Dia makin dikenal saat pada 2011 lalu sempat mengeluarkan pernyataan kontroversial hendak membubarkan KPK.
Dari penulusuran suara.com, ternyata nama Fahri pernah disebut dalam tiga kasus dugaan suap. Dari tiga kasus itu, Fahri membantah terlibat, apalagi menerima suap.
Berikut tiga kasus suap yang menyebut nama Fahri:
1. Kasus Hambalang
Dalam sidang di Pengadilan Tipikor kemarin, Senin (18/8/2014), salah seorang bekas anak buah terpidana korupsi Muhammad Nazaruddin, Yulianis, dalam kesaksiannya menyebutkan kalau Fahri Hamzah menerima uang 25 ribu Dolar Amerika.
Peristiwa itu, menurut kesaksian Yulianis berlangsung pada 13 Oktober 2010. Saat itu Fahri bertemu dengan Nazaruddin di Lantai Tujuh, Tower Permai di Mampang.
"Dulu saya tidak tahu dia itu siapa. Tapi setelah melihat di televisi saya tahu itu Pak Fahri yang dari PKS. Saya memberi amplop itu ke Pak Fahri, tapi tidak langsung ke tangan Pak Fahri, melainkan ke meja yang ada di depan. Saya minta Pak Fahri tanda tangan dalam kas keluarnya. Terus Pak Fahri cuma senyum aja. Katanya Pak Nazar udah, sini saya yang tanda tangan. Sama Pak Nazar itu di tanda tangan cuma dicoret-coret aja," ungkap Yulianis.
Sementara Fahri dalam akun twitternya membantah mengenal Nazaruddin dan tidak menerima uang sepeserpun darinya.
2. Kasus Kuota Daging Sapi Impor
Menteri Pertanian Suswono saat menjadi saksi di Pengadilan Tipikor terkait kasus suap impor daging sapi, juga pernah menyebut nama Fahri Hamzah pernah satu kendaraan bersama Ahmad Fathanah dan bekas Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq pada 2012, menuju rumah Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin.
"Beliau ikut satu mobil, ada Anis Matta dan Fahri Hamzah dalam perjalanan ke rumah Wali Kota," terang Suswono.
Fathanah dan Luthfi Hasan Ishaaq adalah terpidana kasus suap terkait kepengurusan kuota impor daging sapi dari PT Indoguna Utama.
Suswono mengaku tak tahu persis mengapa Fathanah berada satu mobil dengannya dan kader PKS lain. Saat itu, dia mengenal Fathanah dengan nama Olong.
Hal yang sama juga sempat dibantah Fahri kalau dirinya mengenal Fathanah. Sementara terkait dengan keterlibatan Luthfi, Fahri pernah menyebut aksi bekas koleganya itu tidak terkait dengan dirinya dan PKS.
3. Kasus Altimo-Indosat
Fahri sempat disebut menerima gelontoran duit Rp1 miliar dari Altimo, perusahaan Rusia yang disebut-sebut akan membeli 42% saham Indosat, untuk memuluskan rencana pembelian saham yang dimiliki oleh Singapore Technologies Telemedia (STT).
Kepada laman detik.com pada 5 Mei 2007, Fahri membantahnya menerima sepeserpun dari rencana proses pembelian saham itu.
“Ini fitnah. Saya ini pejuang Indosat dari awal, agar tidak dibeli asing. Ini fitnah,” katanya.
Laporan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) ke Komisi VI DPR waktu itu, Temasek dianggap memonopoli perusahaan operator selular di Indonesia. Fahri menolak ada keterlibatan asing dalam proses pembelian kembali saham Indosat.