SBY mengemukakan di antara para peserta silaturahim berbeda-beda dari sisi agama, etnis, daerah asal, bahasa serta budaya dan adat istiadat.
"Tetapi saya yakin meskipun berbeda-beda, kita satu," kata Presiden Yudhoyono sambil mengingatkan petuah "bersatu kita teguh bercerai kita runtuh".
SBY menegaskan, bila Indonesia ingin menjadi negara yang maju dan kuat maka di antara masyarakatnya harus rukun dan bersatu serta tidak bolehh berpecah-belah.
Ia mengingatkan bahwa membangun negara tidaklah semudah membalik telapak tangan dan merupakan hasil kesinambungan dari kerja dan upaya pemerintahan sebelumnya mulai dari Preiden Soekarno hingga saat ini dan akan diteruskan oleh presiden selanjutnya.
"Banyak yang sudah kita capai bersama tapi tidak sedikit yang belum dapat kita capai karena beginilah kodrat pembangunan dan hakikat kehidupan harus selalu dibangun dan diperbaiki," ujar Presiden.
Untuk itu, ucap SBY, berbagai pihak harus membantu pemimpin dan pemerintah yang baru agar dapat sukses dalam menjalankan roda pemerintahan pada masa mendatang.
Presiden juga mengucapkan permintaan maaf bila sekiranya terdapat kekhilafan di saat dia memimpin pemerintahan Republik Indonesia.
"Untuk memajukan kehidupan rakyat kita tidak ada resep ajaib dan cara-cara yang instan. Untuk membawa Indonesia ke masa depan yg maju damai dan sejahtera diperlukan kerja keras kita semua," kata SBY. (Antara)